JAKARTA. Jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Sayang, banyaknya orang kaya baru (OKB) tidak mendongkrak pertumbuhan investor ritel di pasar saham. Jumlah investor ritel di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini masih kurang dari 200.000 akun, cenderung stagnan sejak tahun lalu. Saat pembukaan Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2012, Mahendra Siregar, Wakil Menteri Keuangan, bercerita, sebanyak 45 juta warga Indonesia yang tergolong ekonomi menengah. Kelompok ini mengeluarkan belanja antara US$ 2 sampai US$ 20 per hari. "Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%-7%, jumlah kalangan menengah bisa menjadi 90 juta-125 juta orang," kata Mahendra, Jumat (5/10). Mahendra yakin, bila kalangan ekonomi menengah itu menjadi investor di bursa, pasar modal Indonesia bakal kuat. Pasar modal memiliki fundamental kokoh, sehingga tidak perlu takut dengan aliran hot money alias dana asing.
Banyak OKB, jumlah investor ritel stagnan
JAKARTA. Jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Sayang, banyaknya orang kaya baru (OKB) tidak mendongkrak pertumbuhan investor ritel di pasar saham. Jumlah investor ritel di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini masih kurang dari 200.000 akun, cenderung stagnan sejak tahun lalu. Saat pembukaan Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2012, Mahendra Siregar, Wakil Menteri Keuangan, bercerita, sebanyak 45 juta warga Indonesia yang tergolong ekonomi menengah. Kelompok ini mengeluarkan belanja antara US$ 2 sampai US$ 20 per hari. "Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%-7%, jumlah kalangan menengah bisa menjadi 90 juta-125 juta orang," kata Mahendra, Jumat (5/10). Mahendra yakin, bila kalangan ekonomi menengah itu menjadi investor di bursa, pasar modal Indonesia bakal kuat. Pasar modal memiliki fundamental kokoh, sehingga tidak perlu takut dengan aliran hot money alias dana asing.