KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus Covid-19 Omicron melanda, jumlah korban meninggal terus bertambah pada 17 Februari 2022. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat banyak korban Covid-19 Omicron memiliki komorbid atau penyakit bawaan diabetes. Kenapa banyak pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes meninggal dunia? Satgas Penanganan Covid-19 mencatat pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah 206 pada 17 Februari 2022. Dengan demikian, total korban meninggal akibat Covid-19 hingga 17 Februari 2022 mencapai 145.828 kasus (2,9%). Catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pasien Covid-19 dengan komorbid banyak yang meninggal dunia. Hingga Minggu (13/2), Kemenkes mencatat sudah ada 1.090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia. Dari 1.090 pasien yang meninggal diketahui 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap.
"Dari data 1.090 pasien Covid-19 yang meninggal hingga minggu (13/2), 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76% usianya lebih dari 45 tahun, 49% masuk golongan lanjut usia, dan 48% memiliki komorbid," ujar Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes. Kemenkes mendata pasien Covid-19 dengan komorbid yang meninggal kebanyakan berasal dari diabetes melitus. Selain itu, 15% pasien Covid-19 dengan komorbid yang meninggal memiliki lebih dari 1 penyakit bawaan. Dilansir dari Kompas.com, penyakit diabetes merupakan komorbid yang berbahaya bagi orang yang terinveksi virus corona. Dekan Fakultas Kedokteran UNS Prof Reviono menjelaskan bahwa penyakit diabetes bagi penderita Covid-19 sangat berbahaya karena menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. Selain menurunkan kekebalan, penyakit diabetes dapat menekan jumlah sel kekebalan dan fungsi sel tersebut. "Kalau diabetes militus itu paling besar penurunan kekebalan, karena sel-sel kekebalannya ini tertekan/tersupresi," kata Reviono ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (16/2/2022).
Baca Juga: Inilah Lokasi Vaksin Covid-19 Booster Terdekat Tangerang Selatan & Link Pendaftaran Reviono menjelaskan, kematian pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes di Indonesia cukup banyak. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia banyak yang menderita diabetes. Bagi penderita diabetes yang terpapar virus corona, pihaknya menyarankan agar dirawat di rumah sakit walaupun memiliki gejala ringan. "Karena di rumah sakit, pasien komorbid akan menerima 2 macam obat, obat untuk virus corona dan obat untuk penyakit komorbidnya," katanya lagi. Untuk pengidap diabetes juga disarankan untuk selalu mengontrol gula darahnya secara rutin agar kekebalan tubuhnya menjadi lebih baik. "Punya diabetes itu kalau kadar gula darahnya terkontrol itu kekebalannya lebih baik dibanding yang tidak terkontrol," jelasnya. Diabetes memperparah Covid-19 Dilansir Kompas.com (6/8/2021), penderita diabetes mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi parah, seperti kesulitan bernapas atau pneumonia. Biasanya gejala Covid-19 yang sering muncul ketika terpapar virus corona yaitu:
- Demam
- Batuk
- Sesak napas
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Kehilangan penciuman
Namun, untuk pengidap diabetes, gejala Covid-19 di atas akan memiliki dampak yang serius. Hal ini dikarenakan penyakit diabetes memengaruhi cara kerja sistem kekebalan tubuh sehingga membuat tubuh lebih sulit melawan virus corona penyebab Covid-19. Dampak adanya diabetes pada penderita Covid-19 akan membuat virus corona dapat berkembang biak dengan kadar glukosa darah tinggi. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi dikombinasikan dengan keadaan peradangan yang terus-menerus membuat penderita diabetes jauh lebih sulit untuk pulih dari Covid-19. Oleh karena itu, penderita diabetes yang mengalami gejala Covid-19 harus segera diperiksakan ke dokter. Namun, kontrol gula darah secara berkala pada penderita diabetes dapat mengurangi risiko terkena penyakit parah. Penyakit Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi serius bagi penderita penyakit diabetes. Berikut komplikasi yang mungkin dialami penderita Covid-19 dengan komorbid diabetes: 1. Ketoasidosis diabetik Kondisi ini terjadi karena selama periode stres atau sakit, kadar gula darah dapat meningkat. Ketoasidosis diabetik (DKA) terjadi ketika seseorang dengan diabetes tidak memiliki cukup insulin yang tersedia untuk mengatasi peningkatan ini. DKA dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk rasa haus ekstrem, mual napas cepat, dan napas berbau buah. Bagi pasien yang memiliki DKA harus menerima perawatan medis darurat. 2. Radang paru-paru Penderita diabetes memiliki resiko lebih tinggi terkena pneumonia parah. Pneumonia berasal dari infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara paru-paru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa setiap orang dengan penyakit diabetes yang lebih tua dari 2 tahun harus menerima vaksinasi pneumokokus dan influenza tahunan. 3. Dehidrasi
Penderita diabetes jika mengalami demam tinggi akibat Covid-19, maka ia akan kehilangan cairan. Kondisi kekurangan cairan tersebut membuat penderita diabetes mengalami dehidrasi, dan mungkin memerlukan cairan intravena. Itulah penyebab banyak pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes meninggal dunia. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto