Banyak penerbitan, cermati cara memilih obligasi korporasi berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan September menjadi momen bagi emiten-emiten untuk menerbitkan obligasi korporasi. Hal ini tercermin dari adanya delapan perusahaan yang tercatat menerbitkan obligasi korporasi berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

No. Emiten Nilai Tenor Bunga
1. PT Indah Kiat Pulp & Paper Rp 1,5 triliun 1 tahun 6,75%
    Rp 1,05 triliun 3 tahun 9,25%
    Rp 450 miliar 5 tahun 10%
2. PT Waskita Karya Rp 722 miliar 5 tahun 6,1%
    Rp 1,05 triliun 7 tahun 6,8%
3. PT Bussan Auto Finance Rp 100 miliar 1 tahun 3,75%
    Rp 230 miliar 3 tahun 5,75%
4. PT Wijaya Karya Rp 571 miliar 3 tahun 8,25%
    Rp 197 miliar 5 tahun 8,55%
    Rp 982 miliar 7 tahun 9,25%
5. PT Medco Energi Internasional Rp 400 miliar 3 tahun 7,75%
    Rp 600 miliar 5 tahun 8,5%
6. PT Angkasa Pura Rp 270 miliar 3 tahun 6,70%
    Rp 60 miliar 5 tahun 7,10%
    Rp 275 miliar 7 tahun 8%
7. _PT Polytama Propindo Rp 34,5 miliar 3 tahun 6,5%
    Rp 215 miliar 5 tahun 7,25%
8. PT Bank KB Bukopin Rp 1 triliun 3 tahun 6,25%
Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha menerangkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong emiten untuk menerbitkan obligasi korporasi. Pertama adalah akses kredit dari perbankan yang masih belum kembali ke level normal, sehingga membuat perusahaan melakukan diversifikasi pendanaan dengan melirik pasar modal melalui penerbitan obligasi korporasi. Kedua, faktor likuiditas yang sedang berlimpah sehingga penyerapan bisa lebih optimal.

“Lalu, dengan tren suku bunga rendah, banyak perusahaan yang memanfaatkan untuk menerbitkan obligasi karena cost of fund bisa lebih murah. All in all, ini juga jadi pertanda bagus karena artinya ada optimisme dari pelaku pasar terhadap ekonomi ke depan,” kata Yudha kepada Kontan.co.id, Senin (27/9).


Baca Juga: Waskita Karya kantongi restu DPR laksanakan right issue dengan target Rp 4 triliun

Terkait besaran bunga yang diberikan oleh para penerbit, Yudha membeberkan cara bagi investor untuk melihat seberapa premium bunga yang ditawarkan. Hal pertama yang dilihat adalah membandingkan dengan yield obligasi SUN dengan tenor yang serupa. Selisih tersebut yang kemudian menjadi premium.

Hanya saja, dia mengingatkan besaran premium juga dipengaruhi beberapa faktor. Mulai dari rating, sektor industri, serta backup dari grup besar perusahaan tersebut. Jika dari sisi rating dinilai baik, sektornya tidak terlalu terdampak Covid-19, serta punya support group dengan finansial yang kuat, dapat dipastikan premium dari kupon tersebut tidak terlalu tinggi. 

Melihat rata-rata kupon yang ditawarkan para emiten saat ini, Yudha melihat angkanya sudah cukup fair. Apalagi beberapa penerbit punya rating yang bagus, sehingga premiumnya pun tidak menjadi besar.

Baca Juga: Indah Kiat (INKP) terbitkan surat utang Rp 4 triliun untuk refinancing & modal kerja

Sementara untuk beberapa emiten yang menawarkan kupon jauh lebih tinggi dari rata-rata, menurutnya seiring karena sektornya cukup terimbas oleh Covid-19. Selain itu, bisa juga dikarenakan perusahaan tersebut baru sekali atau dua kali menerbitkan obligasi korporasi sehingga ratingnya pun belum terlalu bagus.

Tapi, menurutnya hal tersebut juga bisa jadi peluang bagi investor. Pasalnya terdapat beberapa perusahaan yang sebenarnya secara pengelolaan dan akses keuangan sudah baik. Hanya saja, dipersepsikan punya risiko yang besar, sehingga kupon yang diberikan harus lebih tinggi guna menarik investor.

“Harus rajin dan teliti dalam melakukan screening dan valuasi, karena investor bisa mendapatkan value lebih di sana ketika secara fundamental oke, tapi punya persepsi risiko yang tinggi karena baru sesekali terbitkan obligasi,” imbuh Yudha.

Namun, tapi jika setelah melakukan riset dan dinilai lebih berisiko, Yudha menyarankan investor untuk cara obligasi korporasi yang lain, bagaimanapun risk credit saat ini masih menghantui. Oleh sebab itu, ia merekomendasikan investor melakukan analisa yang holistik dan selektif dengan memilih perusahaan yang dari sisi sektor resilience, punya track record yang baik, serta didukung oleh support company dan balance sheet yang solid. 

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) mengantongi utang baru US$ 145 juta untuk refinancing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati