JAKARTA. Kesepakatan DPR dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan target lifting minyak pada 2015 – dari 845.000 barel per hari (bph) menjadi 900.000 bph – menuai kritikan. Target itu dinilai terlalu besar. Banyak pihak memperkirakan target tersebut bakal gagal tercapai. Anggota Dewan Energi, Tumiran, bilang, untuk mencapai target lifting minyak 845.000 bph saja sulit tercapai. Mengingat, sumur-sumur minyak sudah menua dan produktivitasnya terus berkurang. "Untuk capai 800.000 bph saat ini saja sulit, apalagi menaikkan 100.000 barel lagi," ujar Tumiran, akhir pekan lalu. Memang, Blok Cepu bakal berproduksi penuh di tahun depan. Tapi adanya Blok Cepu hanya akan mampu menutupi produksi ladang minyak lain yang terus menurun. Tumiran yang telah menjadi Anggota Dewan Energi sejak tahun 2009 ini menganalisis, target lifting minyak 900.000 bph baru bisa tercapai jika ada diversifikasi ulang terhadap sumur minyak yang sudah tua. "Lalu juga ada penambahan sumur baru," ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini.
Banyak pihak ragu lifting minyak 2015 tercapai
JAKARTA. Kesepakatan DPR dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan target lifting minyak pada 2015 – dari 845.000 barel per hari (bph) menjadi 900.000 bph – menuai kritikan. Target itu dinilai terlalu besar. Banyak pihak memperkirakan target tersebut bakal gagal tercapai. Anggota Dewan Energi, Tumiran, bilang, untuk mencapai target lifting minyak 845.000 bph saja sulit tercapai. Mengingat, sumur-sumur minyak sudah menua dan produktivitasnya terus berkurang. "Untuk capai 800.000 bph saat ini saja sulit, apalagi menaikkan 100.000 barel lagi," ujar Tumiran, akhir pekan lalu. Memang, Blok Cepu bakal berproduksi penuh di tahun depan. Tapi adanya Blok Cepu hanya akan mampu menutupi produksi ladang minyak lain yang terus menurun. Tumiran yang telah menjadi Anggota Dewan Energi sejak tahun 2009 ini menganalisis, target lifting minyak 900.000 bph baru bisa tercapai jika ada diversifikasi ulang terhadap sumur minyak yang sudah tua. "Lalu juga ada penambahan sumur baru," ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini.