KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan produk reksadana terproteksi ternyata terkena imbas dari pandemi virus corona. Hal ini dapat terlihat dari produk reksadana terproteksi pada tahun ini yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, per November kemarin, jumlah reksadana terproteksi hanya sebanyak 651 produk. Jumlah ini turun cukup banyak dibanding periode yang sama pada 2019 di mana jumlah reksadana terproteksi saat itu mencapai 728 produk. “Hal tersebut mengindikasikan lebih banyak produk reksadana terproteksi yang jatuh tempo, namun para Manajer Investasi (MI) belum memiliki penggantinya. Pandemi ini kan telah membuat penerbitan obligasi baru menjadi lebih terbatas, sehingga pilihan portofolio yang bisa menjadi underlying asset terproteksi juga berkurang,” ungkap Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (10/12).
Banyak produk jatuh tempo tak diganti, jumlah reksadana terproteksi tahun ini turun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan produk reksadana terproteksi ternyata terkena imbas dari pandemi virus corona. Hal ini dapat terlihat dari produk reksadana terproteksi pada tahun ini yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, per November kemarin, jumlah reksadana terproteksi hanya sebanyak 651 produk. Jumlah ini turun cukup banyak dibanding periode yang sama pada 2019 di mana jumlah reksadana terproteksi saat itu mencapai 728 produk. “Hal tersebut mengindikasikan lebih banyak produk reksadana terproteksi yang jatuh tempo, namun para Manajer Investasi (MI) belum memiliki penggantinya. Pandemi ini kan telah membuat penerbitan obligasi baru menjadi lebih terbatas, sehingga pilihan portofolio yang bisa menjadi underlying asset terproteksi juga berkurang,” ungkap Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (10/12).