KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) mengumumkan capaian pertumbuhan kinerja keuangan yang positif sepanjang Tahun Buku 2022. Kinerja moncer ini juga diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir 2023. Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan, kinerja Antam masih baik didukung oleh produksi dan
trading emas yang akan meningkat seiring juga dengan peningkatan pada harga emas dunia.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan di Level Rp 1.067.000 Per Gram, Minggu (16/4) "Saya masih memprediksi harga emas Antam akan
bullish dengan perkiraaan bisa mencapai Rp 2.500 - Rp 2.600 hingga akhir tahun," ungkap Lukman dalam keterangannya, Minggu (16/4). Meski begitu kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, termasuk bijih bauksit sudah di depan mata, yakni Juni 2023 mendatang. Hal ini, menurut Lukman akan berdampak negatif bagi pendapatan Antam. Untungnya, secara nilai produksi biji bauksit Antam tidak besar dibandingkan dengan emas. "Yang harus diwaspadai, harga emas diperkirakan masih akan volatile namun masih akan terus naik. Namun mendekati akhir kuatral II, harga emas akan lebih stabil dan naik secara perlahan," pungkas Lukman. Kinerja moncer Antam juga dilihat oleh Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti. Menurutnya, kinerja ANTM di kuartal II ini cenderung prospektif melihat pergerakan harga emas yang meningkat, yang diikuti dengan meningkatkan ASP ANTM segmen emas. Selain itu,
demand emas juga berpotensi meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat mengenai investasi yang meningkat, salah satunya pada emas sebagai instrument
safe haven dan
hedging. Fokus ANTM juga yang mengembangkan pangsa pasar domestik melalui butik emas baik secara online dan offline menjadi katalis positif bagi penjualan ANTM. "Pelemahan dolar AS pun ikut menghantarkan harga emas lebih menarik. Terlebih, risiko resesi yang meningkat, terlihat dari inversi
yield curve dan krisis perbankan juga menjadi penanda terjadinya resesi yang menjadikan
demand dan harganya mengalami kenaikan," jelas Desy.
Baca Juga: Simak Deretan Emiten BUMN yang Kinerjanya Diproyeksi Solid Tahun Ini Pada saat yang sama, segmen nikel juga memiliki outlook yang positif seiring dengan perkembangan EV turut berpengaruh terhadap
demand nikel sebagai
raw material untuk memproduksi baterainya. Hanya saja, Desy melihat rencana larangan ekspor bauksit yang akan diterapkan pada Juni mendatang berpotensi menjadi tantangan melihat smelter alumina yang masih mengalami penundaan.
"Target harga kami di Rp 2.600 untuk ANTM," pungkas Desy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto