Banyak sentimen negatif, rupiah diprediksi melemah hingga akhir perdagangan hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca dibuka melemah, rupiah diprediksi akan terus melanjutkan pelemahannya sampai penutupan perdagangan hari ini. Hingga pukul 10.55 WIB, rupiah di pasar spot ada di Rp 14.118 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,19% dibanding sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.090 per dollar AS. 

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan pelemahan ini masih dipengaruhi oleh sentimen eksternal, yakni memburuknya data pertumbuhan penjualan ritel AS yang turun di bawah ekspektasi yakni hanya 1,5% pada Desember 2018.

“Hasil ini bahkan lebih buruk dibandingkan dengan hasil data kuartal III-2018. Ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi AS bermasalah,” jelas Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (15/2).


Ibrahim menambahkan, persoalan perang dagang AS dan China yang pelik makin membuat perekonomian global terpuruk. Sayangnya, menurut Ibrahim AS dan China tidak juga menyepakati perjanjian signifikan untuk mengakhiri perang dagang. Padahal, hari ini merupakan waktu terakhir pertemuan antara pejabat China dengan petinggi AS di Washington DC.

“Pihak AS masih mempermasalahkan hak intelektualitas China, yang ditolak oleh China. Sementara China terus memberi opsi untuk mengakhiri perang dagang. Jika demikian adanya, kemungkinan besar perang dagang berlanjut dan pemberlakuan bea impor akan aktif di Maret,” jelas Ibrahim.

Tak hanya itu, indeks dollar AS juga menguat seiring dengan penolakan Uni Eropa terhadap usaha negosiasi yang ditawarkan Theresa May terkait Brexit. Sebagai informasi, pada Kamis (14/2), sebagian besar anggota parlemen menolak opsi negosiasi Theresa May. Dengan demikian, usaha May untuk meyakinkan parlemen,diprediksi makin berat.

“Dengan demikian,poundsterling lemah dan dollar AS menjadi safe haven,” tambahnya.

Yang terakhir, Ibrahim menjelaskan neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit. Berdasarkan data Bada Pusat Statistik (BPS), defisit angkanya adalah sebesar US$ 1,16 miliar pada Januari 2019. Defisit ini lebih besar dari Desember 2018 yakni sebesar US$ 1,03 miliar.

Ditambah lagi, harga minyak dunia kembali merangkak. “Hal ini akan mempengaruhi CAD, impor, dan neraca perdagangan dalam negeri. Kalau rupiah melemah, maka wajar adanya,” tutur Ibrahim.

Dengan sentimen ini, Ibrahim memprediksi rupiah ditutup melemah di area Rp 14.058 per dollar AS-Rp 14.130 per dollar AS pada perdagangan hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi