KONTAN.CO.ID -JAKARTA.Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meyakini industri migas dapat membaik dalam lima tahun kedepan kendati menghadapi sejumlah tantangan. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang sejauh ini ada dua tantangan yang dihadapi industri migas. Tantangannya yaitu rendahnya stimulan dalam investasi. "Selain itu, adanya pergeseran cekungan ke timur, ke laut dalam serta aturan yang tumpang tindih," ungkap Dwi ditemii di Kantor SKK Migas, Kamis (10/10). Baca Juga: Kembangkan Green Refinery, Pertamina buka opsi gandeng pihak selain ENI Dwi menuturkan, SKK Migas berupaya mendorong produksi melalui sejumlah upaya seperti pelaksanaan Enchanced Oil Recovery (EOR) dan memperbanyak eksplorasi. Langkah-langkah ini juga dirasa perlu sebagai upaya dalam menahan laju penurunan produksi alamiah. "Kita harap EOR bisa langsung berpemgaruh pada 2023 dan kemudian eksplorasi," ujar Dwi. Masih menurut Dwi, kegiatan eksplorasi di Indonesia tertinggal 10 tahun dibandingkan negara lain, khususnya dalam hal manajemen produksi. Adapun, Indonesia baru mulai menggeliatkan eksplorasi pada tahun 2017. Lebih jauh Dwi menjelaskan, pemerintah memiliki sokongan dana yang cukup dalam melakukan eksplorasi. Saat ini, dana yang tersedia sebesar US$ 2,4 juta atau setara Rp 30 triliun. Selain sejumlah upaya di atas, Dwi menambahkan, pemerintah rutin melakukan roadshow atau kunjungan ke sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Baca Juga: Soal plan of development proyek IDD, begini tanggapan Chevron "Demi meningkatkan cadangan, juga dilakukan penawaran Wilayah Kerja (WK) baru bagi investor serta roadshow untuk memaparkan data dan potensi," jelas Dwi. Asal tahu saja, pada awal Oktober 2019, SKK Migas melakukan kunjungan le sejumlah KKKS antara lain, Neptune Energy dan Repsol. Mengutip laman resmi SKK Migas, Dwi Soetjipto mengajak Repsol untuk terus melanjutkan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru. Kepala SKK Migas juga memaparkan dan mengajak Repsol untuk investasi di Indonesia’s Top 10 Oil & Gas Prospectives.
Banyak tantangan, SKK Migas optimistis industri migas pulih dalam lima tahun
KONTAN.CO.ID -JAKARTA.Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meyakini industri migas dapat membaik dalam lima tahun kedepan kendati menghadapi sejumlah tantangan. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang sejauh ini ada dua tantangan yang dihadapi industri migas. Tantangannya yaitu rendahnya stimulan dalam investasi. "Selain itu, adanya pergeseran cekungan ke timur, ke laut dalam serta aturan yang tumpang tindih," ungkap Dwi ditemii di Kantor SKK Migas, Kamis (10/10). Baca Juga: Kembangkan Green Refinery, Pertamina buka opsi gandeng pihak selain ENI Dwi menuturkan, SKK Migas berupaya mendorong produksi melalui sejumlah upaya seperti pelaksanaan Enchanced Oil Recovery (EOR) dan memperbanyak eksplorasi. Langkah-langkah ini juga dirasa perlu sebagai upaya dalam menahan laju penurunan produksi alamiah. "Kita harap EOR bisa langsung berpemgaruh pada 2023 dan kemudian eksplorasi," ujar Dwi. Masih menurut Dwi, kegiatan eksplorasi di Indonesia tertinggal 10 tahun dibandingkan negara lain, khususnya dalam hal manajemen produksi. Adapun, Indonesia baru mulai menggeliatkan eksplorasi pada tahun 2017. Lebih jauh Dwi menjelaskan, pemerintah memiliki sokongan dana yang cukup dalam melakukan eksplorasi. Saat ini, dana yang tersedia sebesar US$ 2,4 juta atau setara Rp 30 triliun. Selain sejumlah upaya di atas, Dwi menambahkan, pemerintah rutin melakukan roadshow atau kunjungan ke sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Baca Juga: Soal plan of development proyek IDD, begini tanggapan Chevron "Demi meningkatkan cadangan, juga dilakukan penawaran Wilayah Kerja (WK) baru bagi investor serta roadshow untuk memaparkan data dan potensi," jelas Dwi. Asal tahu saja, pada awal Oktober 2019, SKK Migas melakukan kunjungan le sejumlah KKKS antara lain, Neptune Energy dan Repsol. Mengutip laman resmi SKK Migas, Dwi Soetjipto mengajak Repsol untuk terus melanjutkan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru. Kepala SKK Migas juga memaparkan dan mengajak Repsol untuk investasi di Indonesia’s Top 10 Oil & Gas Prospectives.