KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembayaran dividen saham mulai semarak di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor yang akan beli saham dan mendapatkan pembayaran dividen harus hati-hati. Pasalnya, ada jebakan dividen atau
dividend trap yang mengintai para investor ritel. Pembayaran dividen saham tahun 2023 memang layak dilirik. Pasalnya, banyak emiten yang melakukan pembayaran dividen jumbo, di atas bunga deposito.
Yield dividen terbesar diduduki oleh dividen PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Emiten pertambangan batubara ini membagikan dividen sebesar US$ 474,6 juta atau setara dengan Rp 6.416 per saham. Estimasi yield dividen tambang batubara ini mencapai 15,7%, yang didapat dengan membandingkan dividen per saham dengan harga penutupan saham ITMG per Selasa (4/4) di level Rp 40.650.
Emiten peritel, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga akan membagikan dividen dengan yield yang cukup tinggi. LPPF akan membagi dividen Rp 525 per saham, dengan estimasi yield mencapai 10,4% berdasarkan penutupan perdagangan per Selasa (4/4).
Baca Juga: Awas, Prediksi IHSG Hari Ini 6/4) Melemah Lagi, Cek Saham yang Perlu Dipantau Dividen saham PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) juga menawarkan yield yang cukup baik. Emiten dengan nama tenar WOM Finance ini bakal membagikan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 59,28 miliar atau Rp 17,00 per saham. Adapun yield yang ditawarkan sebesar 5,59%. Asal tahu saja, bunga deposito di bank umum saat ini hanya 2%-5%. Bahkan, bunga deposito perbankan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya 4,25%. Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, yang perlu menjadi perhatian para investor jangka pendek atau para trader yang mengincar momentum pembagian dividen adalah penurunan harga saham di periode
ex-date. Ini berkaca dari banyaknya kejadian saham-saham pada
ex date turun sebesar jumlah dividen yang dibagikan atau bahkan lebih besar. Untuk menghindari dari
dividend trap, trader atau investor
short term bisa melakukan realisasi/penjualan saat
cum date. Untuk itu, pembelian bisa dilakukan saat pengumuman dividen atau jauh sebelum pengumuman pembagian dividen. Ini karena banyak emiten yang punya kebiasaan rutin membagikan dividen dengan tingkat
dividend payout ratio yang stabil, sehingga besaran dividen bisa diprediksi jauh sebelum rapat umum pemegang saham tahunan atau RUPST. Periode terbaik kenaikan harga saham terjadi saat pengumuman RUPST sampai tanggal
cum date. Ini menjadi periode yang menurut Alfred sangat baik bagi trader yang ingin mendapatkan keuntungan dari momentum dividen. “Beli saat dividen diumumkan dan dijual saat
cum date,” kata Alfred kepada Kontan.co.id, Selasa (4/4). Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menilai,
yield dividen yang berada di atas level 2,5% sudah cukup menarik, mengingat rata-rata bunga deposito saat ini cukup beragam. “Apalagi jika jauh di atas level tersebut,” kata Nafan.
Pelaku pasar juga harus mencermati prospek dari emiten yang membagikan dividen. Misal, untuk emiten pertambangan, Nafan menilai, efek
commodity windfall akibat
booming harga komoditas akan memudar sepanjang tahun ini. Tentunya hal ini akan mempengaruhi perlambatan pertumbuhan kinerja, khususnya dari sisi pendapatan alias
top line. Ini karena adanya kemungkinan penurunan harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP). Kata Alfred, Investor juga bisa mencermati tipikal laba yang diperoleh suatu perusahaan, apakah termasuk laba musiman
(seasonality), laba konstan, atau bahkan bertumbuh. Jika laba berdasarkan
seasonality,
yield dividen yang tinggi saat ini bisa jadi menurun drastis untuk tahun berikutnya. Itulah cara memilih saham pembayar dividen tinggi agar terhindar dari dividen trap. Semoga cuan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto