JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tengah mengkaji pemberian insentif dalam bentuk regulasi untuk produk asuransi mikro. Langkah ini merupakan wujud dukungan Bapepam-LK untuk mendorong perkembangan asuransi mikro di Indonesia. Bapepam-LK hanya memberikan insentif berupa regulasi karena insentif lain berupa insentif finansial atau pajak lebih tepat menjadi perhatian departemen lain. “Saya kira, pemerintah yang lain juga punya kepentingan dengan adanya asuransi mikro, karena asuransi mikro ini berarti akan memperbanyak jumlah masyarakat di Indonesia yang akan terlindungi dengan skema-skema yang privat," ujar Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata, pekan lalu. Regulasi yang sedang dikaji antara lain menyangkut pemasaran produk asuransi mikro. Misalnya soal polis, mungkin tidak akan serinci atau sedetail polis produk biasanya. “Kalau dibuat serinci polis pada umumnya mesti berlembar-lembar. Jadi, harus berbeda, sebab banyak masyarakat yang belum tentu akan mengerti,” kata Isa.
Bapepam-LK Kaji Insentif Asuransi Mikro
JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tengah mengkaji pemberian insentif dalam bentuk regulasi untuk produk asuransi mikro. Langkah ini merupakan wujud dukungan Bapepam-LK untuk mendorong perkembangan asuransi mikro di Indonesia. Bapepam-LK hanya memberikan insentif berupa regulasi karena insentif lain berupa insentif finansial atau pajak lebih tepat menjadi perhatian departemen lain. “Saya kira, pemerintah yang lain juga punya kepentingan dengan adanya asuransi mikro, karena asuransi mikro ini berarti akan memperbanyak jumlah masyarakat di Indonesia yang akan terlindungi dengan skema-skema yang privat," ujar Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata, pekan lalu. Regulasi yang sedang dikaji antara lain menyangkut pemasaran produk asuransi mikro. Misalnya soal polis, mungkin tidak akan serinci atau sedetail polis produk biasanya. “Kalau dibuat serinci polis pada umumnya mesti berlembar-lembar. Jadi, harus berbeda, sebab banyak masyarakat yang belum tentu akan mengerti,” kata Isa.