JAKARTA. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) tidak lama lagi bakal memiliki saingan. Saat ini, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah menerima dokumen permohonan pendirian bursa berjangka baru. Bursa berjangka tersebut rencananya bernama Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia.Menurut Deddy Saleh, Kepala Bappebti, inisiatif pendirian bursa tersebut datang dari beberapa perusahaan pialang berjangka. Deddy mengaku sebenarnya sudah meminta para perusahaan pialang tersebut untuk tetap fokus mengembangkan BBJ. "Saya sudah menganjurkan untuk mengoptimalkan bursa yang sudah ada," ungkap Deddy, kemarin (8/9).Namun para pialang tersebut menganggap BBJ sudah sulit dioptimalkan. Dus, mereka ngotot mengajukan izin pendirian bursa berjangka baru. Sayangnya, Deddy tidak bersedia membeberkan siapa saja perusahaan pialang yang menjadi motor pendirian bursa baru ini.
Menurut Deddy, saat ini Bappebti tengah mempelajari kelengkapan dokumen permohonan pendirian bursa berjangka dan prospek bursa tersebut. "Jika kelengkapan dokumen terpenuhi, bursa bisa segera beroperasi," terang Deddy. Menurut Deddy, lazimnya, bursa bisa efektif beroperasi dalam waktu 45 hari setelah dokumen permohonan tersebut disetujui oleh Bappebti. Deddy berharap kehadiran bursa komoditas baru tersebut akan memacu transaksi komoditas yang ada di BBJ. Seperti diketahui, transaksi yang paling ramai di BBJ saat ini masih berasal dari Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Sementara transaksi komoditas masih sepi. Deddy juga menepis anggapan pembentukan bursa berjangka baru ini akan mengakibatkan terjadinya persaingan tidak sehat antara bursa baru dengan bursa yang sudah ada. "Pembentukan bursa justru akan menjadikan mereka berkompetisi, jadi satu sama lain akan terpicu untuk melakukan transaksi," tandas Deddy. Direktur Utama BBJ, Hasan Zein Mahmud mengaku tidak khawatir dengan kemungkinan hadirnya bursa berjangka baru tersebut. "Tak masalah jika bakal ada bursa baru, yang penting bisa memacu ramainya transaksi," terangnya.