JAKARTA. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan sedang mengkaji rumput laut masuk dalam kontrak baru transaksi fisik dan perdagangan berjangka mengingat komoditas tersebut harganya fluktuatif serta dalam upaya melindungi nelayan serta petani agar memiliki pembeli yang pasti. "Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut terbesar di dunia dan memiliki peluang sangat besar di pasar ekspor namun harganya seringkali fluktuatif," kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sutriono Edi, Rabu (9/9) kemarin. Untuk itu, katanya, pihaknya sudah mengajak sejumlah instansi lain Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Perindustrian untuk mematangkan rencana tersebut, sehingga dalam waktu tak lama lagi komoditas tersebut sudah bisa masuk dalam transaksi fisik serta perdagangan berjangka.
Bappebti mengkaji transaksi rumput laut
JAKARTA. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan sedang mengkaji rumput laut masuk dalam kontrak baru transaksi fisik dan perdagangan berjangka mengingat komoditas tersebut harganya fluktuatif serta dalam upaya melindungi nelayan serta petani agar memiliki pembeli yang pasti. "Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut terbesar di dunia dan memiliki peluang sangat besar di pasar ekspor namun harganya seringkali fluktuatif," kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sutriono Edi, Rabu (9/9) kemarin. Untuk itu, katanya, pihaknya sudah mengajak sejumlah instansi lain Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Perindustrian untuk mematangkan rencana tersebut, sehingga dalam waktu tak lama lagi komoditas tersebut sudah bisa masuk dalam transaksi fisik serta perdagangan berjangka.