JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu produsen besar komoditi dunia. Sebagai penghasil komoditi ekspor utama dunia, maka sudah selayaknya Indonesia membentuk harga (price discovery) dan menjadi referensi harga komoditi dunia. Untuk mencapai ambisi itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tengah menyusun strategi agar Indonesia menjadi referensi harga komoditi dunia. Salah satu langkah yang akan dilalui untuk mencapai ambisi itu adalah melalui pemanfaatan bursa berjangka. Kepala Bappebti Sutriono Edi mengatakan, sebagai negara penghasil komoditi ekspor terbesar dunia seperti karet, kakao, crude palm oil (CPO), teh, kopi, emas, tembaga, timah, nikel dan batubara, Indonesia seharusnya dapat menciptakan dan mengendalikan harga komoditi yang menjadi referensi harga komoditi dunia. Apalagi Indonesia bercita-cita menjadi negara yang mandiri dalam perdagangan komoditi ekspor utama dunia sehingga menjadi rujukan harga komoditi dunia. "Kami meyakini cita-cita itu dapat kita raih meski selama ini masih mengalami kendala," ujar Sutriono, Rabu (8/4). Untuk mencapai cita-cita itu, ada sejumlah tantangan yang bakal menghadang. Salah satunya adalah kondisi saat ini dimana Indonesia belum menjadi pasar yang menarik bagi investor untuk bertransaksi komoditi ekspor dunia.
Bappebti: RI bisa jadi rujukan harga komoditas
JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu produsen besar komoditi dunia. Sebagai penghasil komoditi ekspor utama dunia, maka sudah selayaknya Indonesia membentuk harga (price discovery) dan menjadi referensi harga komoditi dunia. Untuk mencapai ambisi itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tengah menyusun strategi agar Indonesia menjadi referensi harga komoditi dunia. Salah satu langkah yang akan dilalui untuk mencapai ambisi itu adalah melalui pemanfaatan bursa berjangka. Kepala Bappebti Sutriono Edi mengatakan, sebagai negara penghasil komoditi ekspor terbesar dunia seperti karet, kakao, crude palm oil (CPO), teh, kopi, emas, tembaga, timah, nikel dan batubara, Indonesia seharusnya dapat menciptakan dan mengendalikan harga komoditi yang menjadi referensi harga komoditi dunia. Apalagi Indonesia bercita-cita menjadi negara yang mandiri dalam perdagangan komoditi ekspor utama dunia sehingga menjadi rujukan harga komoditi dunia. "Kami meyakini cita-cita itu dapat kita raih meski selama ini masih mengalami kendala," ujar Sutriono, Rabu (8/4). Untuk mencapai cita-cita itu, ada sejumlah tantangan yang bakal menghadang. Salah satunya adalah kondisi saat ini dimana Indonesia belum menjadi pasar yang menarik bagi investor untuk bertransaksi komoditi ekspor dunia.