JAKARTA. Sistem resi gudang untuk komoditas rupanya sulit untuk terealisasi dalam waktu dekat ini. Pasalnya, hingga kini pemberlakuan sistem resi gudang terhadap rotan terkendali standar dan mutu rotan. “Belum ada kejelasan soal mutu dan kepastian pasar,” kata Ismad Jaja Tungkagi, Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa Badan Pengawas perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (20/4). Lebih lanjut, ia menjelaskan, pihaknya telah turun ke lapangan dan sudah menyaksikan standar kualitas rotan yang belum ada kesepakatan bersama. “Kami sudah turun ke lapangan, memang rotan bisa tahan lama. Namun belum ada standar kualitasnya, agar bisa masuk gudang dan mendapat pembiayaan,” terang Ismad. Sementara itu, persyaratan komoditas yang bisa resi gudang, harus memiliki beberapa persyaratan. Antara lain; tahan lama minimal 3 bulan, harganya bisa berfluktuasi, dan memiliki standar mutu. “Nah solusinya mungkin nanti akan kami bentuk koperasi untuk rotan ini, agar rotan bikin standar dulu agar bisa masuk sistem resi gudang,” terang Ismad. (Srihandriatmo Malau/Tribunnews)
Bappebti: Rotan belum bisa masuk resi gudang
JAKARTA. Sistem resi gudang untuk komoditas rupanya sulit untuk terealisasi dalam waktu dekat ini. Pasalnya, hingga kini pemberlakuan sistem resi gudang terhadap rotan terkendali standar dan mutu rotan. “Belum ada kejelasan soal mutu dan kepastian pasar,” kata Ismad Jaja Tungkagi, Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa Badan Pengawas perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (20/4). Lebih lanjut, ia menjelaskan, pihaknya telah turun ke lapangan dan sudah menyaksikan standar kualitas rotan yang belum ada kesepakatan bersama. “Kami sudah turun ke lapangan, memang rotan bisa tahan lama. Namun belum ada standar kualitasnya, agar bisa masuk gudang dan mendapat pembiayaan,” terang Ismad. Sementara itu, persyaratan komoditas yang bisa resi gudang, harus memiliki beberapa persyaratan. Antara lain; tahan lama minimal 3 bulan, harganya bisa berfluktuasi, dan memiliki standar mutu. “Nah solusinya mungkin nanti akan kami bentuk koperasi untuk rotan ini, agar rotan bikin standar dulu agar bisa masuk sistem resi gudang,” terang Ismad. (Srihandriatmo Malau/Tribunnews)