Bappenas akan kaji penerbitan blue bond tahun depan



KONTAN.CO.ID - KUTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) akan mengkaji skema pendanaan blue bond di tahun depan atau paling lambat 2020. Pendanaan inovatif ini guna mendukung pembangunan kelautan Indonesia yang berkelanjutan.

Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, di masa depan harus dicari model pendanaan yang inovatif dan kreatif.

Belajar dari berbagai negara dan model pembiayaan, perlu diusahakan adanya sebuah mekanisme pembiayaan yang melibatkan pihak swasta, filantropi, investor dan berbagai skema pembiayaan seperti sukuk, obligasi yang bisa digunakan untuk mendorong pembangunan kelautan dan perikanan. Hanya dengan cara itu, menurut Bambang keterbatasan pembiayaan dapat diatasi.


Sebelumnya, Indonesia telah mencoba menggalang pendanaan green bond yang terfokuskan penggunaannya untuk aspek kelestarian lingkungan. Setelah ini, pemerintah tengah memformulasikan blue bond sebagai pendanaan baru untuk mendorong terkait konservasi kelautan atau upaya menjaga kelestarian dari perikanannya.

"Sudah saatnya Indonesia punya blue bond selain green bond yang sudah diformulasikan. Pendanaan ini akan coba diformulasikan tahun depan atau paling lambat 2020," kata Bambang, Senin (3/12).

Lebih lanjut, Bambang mengemukakan alasan pendanaan baru ini harus memakai label blue bond. Hal ini dikarenakan saat ini investor di dunia semakin sadar lingkungan juga makin sadar akan "Sustainable Development Goals" (SDGs). Dengan begitu, hal ini bisa turut dimanfaatkan Indonesia untuk memulai penerbitan dengan model blue bond.

"Saya beberapa kali ketemu investor besar model blackrock, mereka bilang sekian persen dari dana kelolaan mereka hanya akan dipakai untuk membeli bond yang dikategorikan environment friendly. Boleh di green bond atau blue bond. Jadi artinya potensi investornya besar," tegas dia

Bambang juga mengungkapkan, bila investor yang berminat terhadap blue bond besar, secara otomatis dapat menurunkan tingkat bunga. Pada akhirnya, tambah Bambang, akan menguntungkan negara yang menerbitkan blue bond itu sendiri.

"Yang terpenting dalam penerbitan blue bond adalah negara komitmen bahwa pendanaan itu hanya untuk dipakai proyek-proyek terkait blue ekonomi apakah lautnya apakah nelayannya, sektor perikanannya, desa nelayannya atau masalah mangrove," jelas dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto