Bappenas berharap industri manufaktur di tahun 2021 bisa pulih kembali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mencatat adanya penurunan utilitas dari sektor industri manufaktur, pariwisata dan investasi akibat dampak Covid-19.

Suharso Monoarfa, Kepala Bappenas menjelaskan, dalam mengusung tema pemulihan ekonomi dan reformasi sosial di tahun 2021, instrumen dalam pemulihan ekonomi nasional terutama adalah industri manufaktur Indonesia yang juga turut terdampak.

Akibatnya, industri manufaktur dengan padat karya yang tinggi dengan tenaga kerja sekitar 9,8 juta ini 30% harus di PHK dan sebagian pekerja dirumahkan.

“Karenanya kita berharap kontribusi dari industri manufaktur pada tahun 2021 bisa dipulihkan kembali,” Harap kepala Bappenas dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (22/6).

Ia berharap pertumbuhan industri pengolahan di tahun 2021 bisa mencapai 4,7 - 5,5%. Selain itu kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan sekitar 19,6% - 19,8%. Serta pertumbuhan ekspor industri pengolahan bisa di angka 7,0% sampai 9,8%.

Baca Juga: Bappenas: Masyarakat kehilangan daya beli Rp 362 triliun akibat pandemi corona

Selain manufaktur, Bappenas juga fokus pada pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan investasi. Dalam Sektor pariwisata, bisa dilihat bahwa, dampak Covid-19 tehadap kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Indonesia sangat luar biasa.

Hal tersebut juga mengakibatkan devisa dari sektor pariwisata diperkirakan anjlok di tahun 2020. Bappenas berharap target US$ 3,3 miliar juga dapat tercapai di tahun ini.

“Di tahun 2021 ada koreksi devisa dari sektor pariwisata sekitar US$ 4,8 miliar hingga US$ 8,5 miliar,” tambahnya.

Adapun harapannya di tahun 2021 nanti, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB bisa mencapai 4,2%.

Selain itu, untuk sektor investasi sendiri, Bappenas menargetkan di tahun 2021 adanya nilai realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 858,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto