Bappenas dan Apindo luncurkan platform filantropi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang bersama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan 14 asosiasi yang mewakili sekitar 500 perusahaan dan filantrofi mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan meluncurkan Platform dan Bisnis Indonesia untuk Sustainable Development Goals (SDGs) pada Jumat (27/7) di Gedung Permata Kuningan. Jakarta.

Program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development Goals (SGDs) ini adalah sebuah kesepakatan pembangunan global yang melibatkan lebih dari 190 kepala negara, yang telah disahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Agenda SDGs internasional PBB pada 25 September 2015 yang lalu.

Dalam peluncurannya platform ini mengusung tema "No One Left Behind" yang dimaksudkan untuk meratakan ketimpangan di setiap daerah.


"Bisnis dan filantropi adalah satu dari empat pilar untuk mencapai tujuan SDGs. Konsep ini sangat selaras dengan tema platform ini "no one left behind ". Ini memang lebih ditujukan kepada orang atau masyarakat yang dibantu. Harus bisa menyentuh semua orang tanpa terkecuali," ujar Bambang Brodjonegoro, Kepala Bappenas. Jumat (27/7).

SDGs ini sendiri bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan, yang mana tujuan tersebut berlaku untuk seluruh Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan peran Pemerintah dalam membuat strategi kebijakan yang tepat agar Indonesia mampu mengimplementasikan SDGs hingga tahun 2030.

Platform ini mempunyai visi meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan masyarakat Indonesia melalui berbagai program yang mendukung pencapaian SDGs nasional pada tahun 2013 mendatang. Selain itu platform ini juga dibuat guna memudahkan implementasi SDGs.

Adapun, pendiri awal dari platform ini diprakarsai oleh, Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), Indonesian Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Indonesia Global Compact Network (IGCN), dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) yang tergabung dalam Filantropi dan Bisnis Indonesia untuk SDGs (FBI4SDGs). Keanggotaan FBI4SDGs ini telah berkembang menjadi 14 asosiasi yang mewakili sekitar 500 perusahaan dan filantropi.

Franky Welirang, Pembina Platform FBI4SDGs menambahkan pada intinya orises bisnis harus dilakukan dengan etika, bertanggungjawab, dan berkelanjutan demi memperbesar dampak positif dan menciptakan kemakmuran bersama serta memperkuat kerja sama dengan para aktor di sektor lainnya.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antar asosiasi dan perusahaan dengan lingkungan dalam memastikan pembangunan keberlanjutan.

Terakhir, Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Apindo bilang sektor swasta mempunyai peranan penting untuk berkontribusi pada SDGs.

"Jika sebelumnya partisipasi sektor swasta dalam hal ini seringkali dipandang dari kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pembayaran pajak, maka melalui program SDGs ini sektor swasta dapat mengambil peran yang lebih luas dan terintregasi dalam pembangunan berkelanjutan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto