Bappenas Harapkan Transformasi Ekonomi Bawa Indonesia Keluar dari Middle Income Trap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengharapkan, transformasi ekonomi mampu membawa Indonesia keluar dari middle income trap.

Dimana berdasarkan blue diagnostic yang disusun Bappenas, tahap pertama perekonomian Indonesia pada 2025-2029 diharapkan di kisaran 6-6,5%.

"Setelah itu harus di atas 7%, 6,9% sampai 7%, kalau kita ingin keluar dari middle income trap dan menjadi negara besar kelima di dunia untuk GDP-nya," kata Suharso dalam FDG 'Industri Maju, Masyarakat Sejahtera' yang digelar Bappenas Bersama Harian Kompas, Senin (5/6).


Pada tahun 2045 Indonesia diharapkan mencapai PDB nominal sekitar US$ 9,8 triliun. Dimana middle income class 80%, serta GNI per kapita mencapai US$ 30.300. Rata-rata pertumbuhan investasi di Indonesia pada tahun tersebut telah mencapai 6,8%.

Baca Juga: Benarkah Beban Utang Indonesia Sudah Mencapai Rp 1.000 T Seperti Disebut Jusuf Kalla?

Dalam transformasi ekonomi, Suharso mengatakan pemerintah ingin mendorong produktivitas sektor industri dengan pengembangan iptek dan inovasi.

Selanjutnya transformasi ekonomi didorong juga oleh modernisasi dan digitalisasi, industrialisasi, blue economy dan bio economy. Kemudian industri kreatif dan pariwisata, UKM dan koperasi serta produktivitas tenaga kerja.

"Jadi pengembangan iptek dan inovasi ini penting sekali, faktor-faktor produktivitas kita di bawah nol. Vietnam, China di atas satu. Amerika Jepang mereka tumbuh dengan angka 2 hingga 3. Itu kenapa penemuan banyak di negara itu," imbuhnya.

Suharso mengatakan, untuk mencapai industrialisasi menuju negara berpendapatan tinggi memerlukan serangkaian tahapan. Pertama, Indonesia perlu melakukan penguatan ekosistem industrialisasi. Pemerintah menargetkan tahap ini dapat tercapai pada 2025 hingga 2029 di mana rasio industri pengolahan per PDB 19,9%.

Tahap kedua, peningkatan kompleksitas produk industri. Tahap ini Pemerintah menargetkan dapat tercapai pada 2030 hingga 2034.

Tahap ketiga penguatan daya saing industri menuju ekspansi Global di tahun 2035-2039. Terakhir Indonesia Manufacturing the World pada 2040-2045.

Suharso menambahkan, Dalam strategi industrialisasi terdapat penetapan industri prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Kelompok industri prioritas yaitu industri berbasis sumber daya alam dalam hal ini hilirisasi, industri dasar, industri berteknologi menengah-tinggi, industri barang konsumsi berkelanjutan dan industri berbasis Inovasi dan riset.

Baca Juga: Tren Perlambatan Ekonomi Negara Mitra Dagang Indonesia Pengaruhi Harga Komoditas

Menurutnya, ekosistem riset dan inovasi yang baik akan menjadi fondasi guna menopang industri dalam negeri untuk berkembang dan berkelanjutan, sehingga mengantar Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Saat ini, Bappenas telah merampungkan Rancangan Undang-Undang (RUU) RPJPN 2025-2045 yang merumuskan cita-cita Indonesia pada tahun 2045. RPJPN tersebut terdiri dari lima sasaran visi dan 17 arah pembangunan.

Dalam RPJPN 2025-2045, juga terdapat visi transformasi industri. Melalui transformasi itu, industri Indonesia diharapkan berkembang, sehingga dapat menyediakan lapangan pekerjaan berkualitas yang menyejahterakan rakyat dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi