JAKARTA. Proyek pembangunan infrastruktur jalan tol termasuk sebagai daftar program yang mendapatkan rapor merah. Hal ini disampaikan oleh Deddy Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jakarta, Senin (18/2). Deddy bilang, rapor merah itu diberikan setelah adanya evaluasi paruh waktu terhadap target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010- 2014. Berdasarkan perhitungan setiap tahunnya, tol yang terbangun di Indonesia hanya mencapai 25 kilometer sampai 40 kilometer saja. Padahal, kata Deddy, target yang mestinya dicapai dalam waktu lima tahun adalah sepanjang 700 kilometer. Kondisi itu, kata Deddy sangat jauh jika dibandingkan dengan pembangunan jalan tol di Malaysia, yang setiap tahunnya mencapai 1.000 kilometer dan China mencapai 5.000 kilometer. “Padahal, Malaysia dulu belajar bikin tol dari kita,” kata Deddy.
Bappenas: Malaysia belajar bikin tol dari kita
JAKARTA. Proyek pembangunan infrastruktur jalan tol termasuk sebagai daftar program yang mendapatkan rapor merah. Hal ini disampaikan oleh Deddy Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jakarta, Senin (18/2). Deddy bilang, rapor merah itu diberikan setelah adanya evaluasi paruh waktu terhadap target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010- 2014. Berdasarkan perhitungan setiap tahunnya, tol yang terbangun di Indonesia hanya mencapai 25 kilometer sampai 40 kilometer saja. Padahal, kata Deddy, target yang mestinya dicapai dalam waktu lima tahun adalah sepanjang 700 kilometer. Kondisi itu, kata Deddy sangat jauh jika dibandingkan dengan pembangunan jalan tol di Malaysia, yang setiap tahunnya mencapai 1.000 kilometer dan China mencapai 5.000 kilometer. “Padahal, Malaysia dulu belajar bikin tol dari kita,” kata Deddy.