KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK) belum berencana untuk melakukan ekspansi pada tahun depan. Maklum saja, turunnya harga batubara membuat ATPK memilih untuk wait and see. Komisaris Independen ATPK, Ardika Satya Permana menyebut tambang batubara yang dimiliki perseroan berjenis kalori rendah. Dengan tren penurunan harga batubara saat ini, harga batubara kalori rendah semakin terpuruk hingga US$ 19 per ton. Belum lagi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk maintance produksi batubara. Makanya perseroan memilih untuk tidak melakukan produksi batubara hingga harga naik minimal US$ 30 per ton. "Kalau harga bisa rebound di US$ 30 per ton, minimal kerja sendiri karena cadangan batubara masih banyak. Cuma dengan kondisi sekarang ini, kalau non profit, ya mending tidak dikerjain,"jelas Ardika ke Kontan.co.id pada Selasa (11/12). Padahal ATPK masih memiliki cadangan batubara yang cukup banyak. Direktur ATPK, R. Bagus Tri Dwinanta mengatakan ada cadangan yang sudah siap diproduksi sebesar 100.000-150.000 ton. "Kalau harga US$ 30 per ton, minimal kami bisa genjot. Perusahaan kami produksi 150.000 per bulan mampu,"kata Bagus. Rencananya jika harga sudah stabil di US$ 30 per MT, maka ATPK akan menjual produksi batubara tersebut di pasar spot. Sambil menunggu naiknya harga batubara, ATPK pun hanya berharap dari penyewaan alat-alat pertambangan. Bagus menyebut ada 455 alat-alat yang bisa disewakan. Rencananya penyewaan alat akan dimulai pada kuartal dua 2019. "Kalau kesiapan unit, upaya peningkatan unit butuh biaya. Kaitannya dengan biaya ini direncanakan untuk proses rekondisi empat bulan. Rencana untuk melakukan penyewaan unit bisa dilakukan kuartal kedua,"ujar Bagus. Di luar rencana tersebut, ATPK juga akan melanjutkan akusisi tambang batubara kalori tinggi di Kalimantan Tengah. Selain itu, ATPK juga tengah menari tambang kalori tinggi di Kalimantan Timur. Ardika bilang saat ini ATPK masih menanti dana dari investor untuk mengakusisi tambang tersebut. Investor sendiri masih menanti harga batubara yang cukup tinggi. Selain itu, ATPK berencana untuk melakukan right issue. "Untuk akusisi kita gandeng investor. Mungkin juga right issue. Kami pikirkan mana yang lebih cocok,"pungkas Ardika. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bara Jaya (ATPK) belum berencana ekspansi tahun depan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK) belum berencana untuk melakukan ekspansi pada tahun depan. Maklum saja, turunnya harga batubara membuat ATPK memilih untuk wait and see. Komisaris Independen ATPK, Ardika Satya Permana menyebut tambang batubara yang dimiliki perseroan berjenis kalori rendah. Dengan tren penurunan harga batubara saat ini, harga batubara kalori rendah semakin terpuruk hingga US$ 19 per ton. Belum lagi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk maintance produksi batubara. Makanya perseroan memilih untuk tidak melakukan produksi batubara hingga harga naik minimal US$ 30 per ton. "Kalau harga bisa rebound di US$ 30 per ton, minimal kerja sendiri karena cadangan batubara masih banyak. Cuma dengan kondisi sekarang ini, kalau non profit, ya mending tidak dikerjain,"jelas Ardika ke Kontan.co.id pada Selasa (11/12). Padahal ATPK masih memiliki cadangan batubara yang cukup banyak. Direktur ATPK, R. Bagus Tri Dwinanta mengatakan ada cadangan yang sudah siap diproduksi sebesar 100.000-150.000 ton. "Kalau harga US$ 30 per ton, minimal kami bisa genjot. Perusahaan kami produksi 150.000 per bulan mampu,"kata Bagus. Rencananya jika harga sudah stabil di US$ 30 per MT, maka ATPK akan menjual produksi batubara tersebut di pasar spot. Sambil menunggu naiknya harga batubara, ATPK pun hanya berharap dari penyewaan alat-alat pertambangan. Bagus menyebut ada 455 alat-alat yang bisa disewakan. Rencananya penyewaan alat akan dimulai pada kuartal dua 2019. "Kalau kesiapan unit, upaya peningkatan unit butuh biaya. Kaitannya dengan biaya ini direncanakan untuk proses rekondisi empat bulan. Rencana untuk melakukan penyewaan unit bisa dilakukan kuartal kedua,"ujar Bagus. Di luar rencana tersebut, ATPK juga akan melanjutkan akusisi tambang batubara kalori tinggi di Kalimantan Tengah. Selain itu, ATPK juga tengah menari tambang kalori tinggi di Kalimantan Timur. Ardika bilang saat ini ATPK masih menanti dana dari investor untuk mengakusisi tambang tersebut. Investor sendiri masih menanti harga batubara yang cukup tinggi. Selain itu, ATPK berencana untuk melakukan right issue. "Untuk akusisi kita gandeng investor. Mungkin juga right issue. Kami pikirkan mana yang lebih cocok,"pungkas Ardika. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News