Baramulti ingin dongkrak penjualan domestik



JAKARTA. Maraknya pembangunan proyek setrum di tanah air mampu membikin PT Baramulti Suksessarana Tbk menoleh ke dalam. Perusahaan tambang batubara itu ingin memperbesar kontribusi penjualan di pasar dalam negeri, minimal 20% terhadap total pendapatan tahun ini.

Alasan Baramulti, pasar domestik tahun ini bakal lebih stabil. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) besutan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun perusahaan listrik swata atawa independent power producer (IPP) merupakan salah satu  trigger permintaan batubara di dalam negeri.

Sebaliknya, Baramulti menilai aneka isu global bakal membikin pasar ekspor batubara tak menentu. Salah satunya adalah kebijakan proteksi perdagangan Amerika Serikat (AS). "Jadi karena efek dari beberapa tahun belakangan ini, kami lihat bahwa penetrasinya (ke domestik)," ujar Khoirudin, Direktur Utama PT Baramulti Suksessarana Tbk, Jumat (20/1).


Sebagai perbandingan, kontribusi penjualan domestik Baramulti per kuartal III 2016 lalu adalah US$ 31,39 juta atau 18,89% terhadap total pendapatan. Sedangkan dua tahun lalu atau sepanjang tahun 2015 lalu, mereka mencatatkan kontribusi penjualan domestik sebesar 7,10% atau senilai US$ 18,40 juta.

Target pertumbuhan pendapatan tahun ini sejalan dengan target produksi. Baramulti mencanangkan peningkatan volume produksi sebesar 10%. Kalau realisasi produksi tahun lalu 8,3 juta ton batubara, berarti target produksi tahun 2017 adalah sekitar 9,13 juta ton batubara.

Sejatinya, Baramulti berharap bisa memproduksi sekitar 10,3 juta ton batubara. Namun mereka tak bisa serta-merta memproduksi batubara tanpa restu dari Kementerian Energu dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Untuk mengejar target tahun ini, Baramulti akan memburu kontrak baru. Manajemen perusahaan bilang, ada dua kontrak baru jangka panjang yang sebentar lagi digenggam. Kesepakatan harga batubara dalam kontrak tesebut akan ditinjau ulang setiap tiga bulan sekali.

Sedianya, kontrak anyar tersebut adalah kontrak tahun lalu yang belum tuntas. "Kontrak domestik dapat akhir tahun lalu cuma mereka belum eksekusi, ada reschedule shipment karena konstruksi belum selesai, atau COD-nya mundur," terang Khoirudin.

Selain kontrak baru Baramulti sudah mendekap dua kontrak bawaan tahun 2016 alias carry over. Hanya saja, perusahaan yang tercatat dengan kode saham BSSR di Bursa Efek Indonesia itu tak bersedia membeberkan kontrak yang dimaksud.

Agenda eksplorasi

Meski sangat berhasrat membesarkan pasar domestik, Baramulti tak lantas meninggalkan pasar andalan, yakni ekspor. India masih menjadi pasar terbesar tersebesar perusahaan tersebut dengan kontribusi hingga 40%. Lantas, pada urutan kedua dan ketiga adalah Cina dan Korea Selatan.

Selain strategi pemasaran, Baramulti juga menjadwalkan kegiatan eksplorasi pada tahun ini. Patut dicatat, kegiatan eksplorasi tahun ini adalah kegiatan yang mereka tunda tahun lalu. "Karena kemarin harga (batubara) jelek, jadi tidak ada kegiatan investasi," kata Khoirudin.

Sasaran Baramulti adalah tambang di Kalimantan Selatan yang berjalan di bawah anak perusahaan bernama PT Antang Gunung Meratus. Mereka juga akan mengeksplorasi tambang batubara di Bakungan, Loajanan, Kalimantan Timur.

Menurut hitung-hitungan Baramulti, kegiatan eksplorasi pertambangan akan mencuil 30% anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex). Manajemen perusahaan pertambangan tersebut belum bersedia menyampaikan besaran capex 2017.

Sebagai gambaran saja, tahun 2015 lalu Baramulti menyediakan capex US$ 7,02 juta dengan penyerapan sekitar US$ 6,17 juta. Sementara tahun 2016 lalu, perusahaan itu menganggarkan capex sebesar US$ 6,6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini