Barbie putus hubungan dengan Asia Pulp & Paper



JAKARTA. Mattel, raksasa mainan Amerika, akhirnya merespons tuntutan Greenpeace. Produsen boneka Barbie itu menyatakan akan berhenti membeli kertas dan kemasan produksi perusahaan yang terkait perusakan hutan di Indonesia seperti Asia Pulp & Paper (APP).

Seperti dikutip dari harian Los Angeles Times, Rabu (4/10), Mattel bereaksi setelah Greenpeace mengetes kemasan mainan produksi perusahaan. Dari tes itu, ketahuan bahwa karton yang dipakai berasal dari kayu hutan Indonesia. Para aktivis Greenpeace pun mulai berkampanye menentangnya. Juni lalu, mereka meniru iklan reuni Barbie dan Ken, lalu menggantung spanduk di kantor Mattel dengan tulisan "Barbie sudah selesai. Saya tidak berkencan dengan cewek yang mendukung deforestasi."

Juru bicara Mattel Jules Andres berkata perusahaan telah meminta pemasoknya untuk tidak mengambil kertas dan pulp dari APP. Mattel menggolongkan APP sebagai sumber kontroversial sehingga pemasok tak boleh meneken kontrak dengannya. Sebagai gantinya, Mattel ingin menambah jumlah penggunaan kertas daur ulang dan produk kayu yang telah mendapat sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC).


APP sendiri menyatakan berkomitmen terhadap lingkungan dan mendukung sertifikasi. Tapi, APP mendesak agar tidak terbatas pada satu standar, dalam hal ini FSC. Sebab, FSC mendiskiriminasi produk dari Indonesia dan negara berkembang. "Kita harapkan penghentian tidak terjadi. Kita masih berusaha penuhi standar yang mereka ajukan. Ini masih open to discuss," tutur Managing Director Sinar Mas Gandhi Sulistiyanto kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.