Barclays menggagas merger dengan Stanchart



KONTAN.CO.ID - LONDON. Dua raksasa perbankan asal Inggris dikabarkan menjajaki untuk berkonsolidasi. Barclays Plc tengah menjajaki kemungkinan merger dengan pesaing utama mereka yakni Standard Chartered Plc (Stanchart).

Konsolidasi ini sebagai upaya dari rencana kontijensi yang luas. Tentunya, ini telah dipertimbangkan oleh anggota dewan senior Barclays. Sumber Financial Times menyebutkan, Chairman Barclays John McFarlane tertarik pada gagasan menggabungkan Barclays dengan Stanchart. Usulan ini didukung oleh Vice Chairman Barclays Gerry Grimstone yang juga memimpin unit Barclays International.

Sumber tersebut mengatakan, bahwa percakapan pribadi telah terjadi diantara direksi kedua bank. Mereka membahas tentang manfaat potensial dari kemungkinan merger tersebut. Kendati demikian, belum ada penawaran informal maupun formal yang telah terjadi.

Salah satu bankir senior yang terlibat dalam kesepakatan potensial tersebut mengatakan McFarlane memiliki ketertarikan yang tinggi atas Stanchart. Sehingga wacana merger dua bank tersebut juga terbilang logis.

Namun Bloomberg mengutip sorang sumber melaporkan, Barclays belum mengadakan diskusi dengan Stanchart mengenai peluang merger tersebut. Barclays juga tidak secara aktif mengejar kesepakatan soal merger ini.

Sementara sumber yang dikutip Reuters malah menyebutkan, Barclays tidak sedang mengeksplorasi peluang merger dengan Stanchart. Ia menegaskan, Barclays tidak memiliki rencana menggabungkan operasi bisnis dengan salah satu pesaingnya.

Yang jelas kombinasi Barclays dengan Stanchart sangat potensial karena Stanchart memiliki kapitalisasi pasar senilai 25 miliar. Sayangnya, baik Barclays menolak berkomentar mengenai kabar ini.

Sementara Standard Chartered Plc seperti dikutip Bloomberg menyatakan, mereka fokus pada strateginya dan tidak menanggapi spekulasi soal merger.

Tekanan pemegang saham

Langkah bergabung dengan Stanchart dapat menjadi cara bagi Barclays menggagalkan tekanan dan permintaan dari aktivis investor yakni Edward Bramson untuk mengembalikan modal kepada pemegang saham. Bramson merupakan salah satu pemegang saham terbesar Barclays.

Barclays berada di bawah tekanan untuk meningkatkan keuntungan setelah kebijakan agresif Chief Executive Barclays Jes Staley dalam berinvestasi perbankan sejak ia bergabung pada tahun 2015, sebagian besar gagal membuahkan hasil.

Belum lama ini, Bramson bertemu dengan Staley di New York. Bramson mengajukan proposal proses penyelesaian strategis bagi Barclays. Sumber Financial Times menuturkan, Bramson kemungkinan akan menyerukan Barclays untuk mengembalikan dana kepada pemegang saham sebanyak 25 miliar atau setara sekitar US$ 33,5 miliar.

Editor: Wahyu T.Rahmawati