KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan efek, PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa) menjadi salah satu perusahaan yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menjadi distributor penjualan saving bond ritel seri SBR009. Head of Research Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan saat ini penjualan SBR009 milik Bareksa berjalan on track. Penjualan SBR009 milik Bareksa sudah mencapai 2% dari total kuota nasional per 5 Februari 2020. “Secara value, biasanya kami hanya 1% dari kuota nasional, tapi yang SBR009 ini kami sudah 2% dari kuota nasional hingga hari ini,” jelasnya pada Kontan.co.id Senin (10/2). Menurut Kurniasari, peningkatan terhadap penjualan tersebut ditopang oleh perubahan orientasi investor untuk beralih pada instrumen investasi dengan risiko rendah. Imbal hasil SBR009 ditetapkan sebesar minimal 6,3% per tahun dengan sistem floating with floor atau kupon bisa naik bila suku bunga acuan naik tetapi tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal tersebut. “Karena kondisi ekonomi sedang turun banyak investor yang beralih ke investasi aman,” tuturnya.
Bareksa mencatat penjualan SBR009 sekitar 2% dari kuota nasional
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan efek, PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa) menjadi salah satu perusahaan yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menjadi distributor penjualan saving bond ritel seri SBR009. Head of Research Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan saat ini penjualan SBR009 milik Bareksa berjalan on track. Penjualan SBR009 milik Bareksa sudah mencapai 2% dari total kuota nasional per 5 Februari 2020. “Secara value, biasanya kami hanya 1% dari kuota nasional, tapi yang SBR009 ini kami sudah 2% dari kuota nasional hingga hari ini,” jelasnya pada Kontan.co.id Senin (10/2). Menurut Kurniasari, peningkatan terhadap penjualan tersebut ditopang oleh perubahan orientasi investor untuk beralih pada instrumen investasi dengan risiko rendah. Imbal hasil SBR009 ditetapkan sebesar minimal 6,3% per tahun dengan sistem floating with floor atau kupon bisa naik bila suku bunga acuan naik tetapi tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal tersebut. “Karena kondisi ekonomi sedang turun banyak investor yang beralih ke investasi aman,” tuturnya.