JAKARTA. Mata uang AUD berhasil unjuk gigi di hadapan USD di tengah sepinya sentimen positif dari sisi Australia. Mengutip
Bloomberg, Senin (11/1) pukul 17.42 WIB, pasangan AUD/USD menguat 0,78% ke level 0,7007. Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, pasangan AUD/USD mulai rebound setelah mengalami kejatuhan dalam lima hari terakhir. "Ini kemungkinan hanya
bargain hunting saja," paparnya.
Isu ekonomi China menurut Alwi belum sepenuhnya reda. Akhir pekan lalu, rilis data inflasi China bulan Desember secara tahunan sebesar 1,6% berada di bawah proyeksi 1,7% meski naik dari sebelumnya 1,5%. Sementara, inflasi produksi tetap di level minus 5,9%. "China merupakan negara mitra dagang terbesar Australia sehingga perekonomian di China turut mempengaruhi pergerakan AUD," imbuh Alwi.
Di sisi lain, sentimen penggerak mata uang USD cederung beragam. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) bulan Desember 2015 naik 292.000 dari sebelumnya 252.000 serta melebihi proyeksi sebesar 203.000. Namun, tingkat pengangguran masih berada di level yang sama yakni 5%. Sementara kenaikan rata-rata pendapatan per jam berada di level 0,0% atau turun dari sebelumnya serta proyeksi 0,2%. Secara tahunan rata-rata pendapatan per jam naik 2,5% atau di bawah proyeksi 2,7%. "Rendahnya tingkat upah dapat membuat The Fed ragu untuk menaikkan suku bunga," tutur Alwi. Selanjutnya, pergerakan AUD masih akan terpengaruh oleh kondisi ekonomi di China mengingat belum ada sentimen dari dalam negeri Australia. Sedangkan USD akan menanti pidato pejabat The Fed, Stanley Fischer. Jika pernyataan Fischer mendukung kenaikan suku bunga, maka AUD bisa kembali tertekan oleh USD. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie