SEATTLE. Sekitar sebulan yang lalu, Starbuck mengumumkan rencananya untuk meningkatkan penjualan minuman dewasa di lebih banyak outlet mereka. Dimulai dari Atlanta, Chicago, dan Southern California. Starbuck pertama kali memperkenalkan minuman beralkohol di Seattle akhir bulan Oktober 2010 lalu ekspansi sampai ke outlet mereka di Portland, Oregon. Kelihatannya, mereka senang dengan hasil tes awalnya ini. Berikut ini catatan dari seseorang yang menghabiskan waktu 26 tahun dalam industri alkohol, untuk usaha baru Starbuck Di bawah ini merupakan alasan yang jelas mengapa mereka melakukan hal tersebut
- Memaksimalkan nilai real estate dengan memperluas jam sibuk sepanjang hari. 70% pendapatan Starbuck dihasilkan (dalam banyak kasus) sebelum jam 14.00. Menurut penyalur besar kopi ini, keenam toko Starbuck yang menyajikan alkohol di Portland dan Seattle, telah meningkatkan pendapatannya dua kali lipat setelah pukul 16.00. Penjualan alkohol memperluas kesempatan mereka dan mendatangkan banyak konsumen.
- Meningkatkan peluang margin. Sejak harga komoditas terus naik dan menekan margin, Starbuck mencari-cari cara yang dapat membantu mereka melepaskan tekanan terhadap margin pendapatannya. Bisnis kopi sendiri sudah memberikan margin yang baik, penjualan alkohol akan dapat memberikan margin yang lebih menggiurkan. Untuk setiap US$ 5 harga bir yang dilaporkan bisa membuat margin melonjak menjadi 400%.
- Memanfaatkan komunitas. Rumah-rumah kopi telah dideskripsikan sebagai warung atau kedai kopi modern. Mereka telah berhasil mengolah atau menggagas kembali “komunitas”. Orang-orang berkumpul untuk beragam alasan, seperti: internet gratis, suasana yang nyaman untuk santai dan berpikir, tempat untuk nongkrong bersama teman-teman, atau mengadakan pertemuan bisnis tidak resmi (kadang-kadang resmi). Alkohol akan lebih mengembangkan dinamika komunitas.
- Persyaratan usia tenaga kerja. Umur 16 tahun bisa membuat kopi, tetapi untuk menyajikan alkohol, seseorang harus berumur minimal 18 tahun dan di beberapa negara harus berumur lebih dari 21 tahun.
- Meningkatkan tenaga kerja dan biaya operasi. Biasanya, para pekerja di outlet pulang setelah pukul 14.00. Dengan suasana malam yang ramai, perusahaan perlu menambah staf pekerja.
- Training. Pelatihan memerlukan kemampuan yang beragam untuk menangani pelanggan yang mengonsumsi kafein berlebihan versus pelanggan yang mabuk alkohol.