JAKARTA. Niatan PT Barito Pacific Tbk menggeber ekspansi hingga tahun 2017 sepertinya bukan isapan jempol. Tahun ini, perusahaan yang bergerak di berbagai sektor itu mengabarkan bakal membikin pembangkit listrik sendiri. Barito Pacific mengalokasikan dana Rp 3 triliun - Rp 4 triliun. "Itu bukan total belanja modal perusahaan tahun ini tapi hanya anggaran belanja modal untuk membangun pembangkit listrik," terang Agus Salim Pangestu, Presiden Direktur PT Barito Pacific, Kamis (5/3). Pilihan perusahaan berkode BRPT di Bursa Efek Indonesia itu antara membangun pembangkit listrik bertenaga batubara atau gas alam. Saat ini, Barito Pacific masih mengkaji lebih dalam.
Hitungan Barito Pacific, investasi pembangunan pembangkit listrik berkapasitas besar lebih murah dan menguntungkan ketimbang yang bertenaga lebih kecil. Kalau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pembangkit listrik tergantung besaran kapasitasnya. Semakin kecil kapasitas produksi listrik, makin besar TKDN. Begitu pula sebaliknya. Masalahnya sejauh ini, Barito Pacific juga belum memastikan kapasitas persis dari calon pembangkit listriknya itu. Perusahaan itu ingin membikin pembangkit listrik berkapasitas 150 megawatt (MW). "Tapi kami juga inginnya bikin yang besar sekalian sampai 1.000 MW," beber Agus. Yang pasti, pembangkit listrik tersebut akan dibangun di Cilegon, Banten. Barito Pacific akan memanfaatkan lahan milik anak perusahaannya yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Perusahaan itu menargetkan proyek pembangkit listriknya mulai dibangun tahun depan. Lantas, proyeksi penyelesaian pembangunan memakan waktu dua tahun hingga tiga tahun. Jadi kalau lancar, pembangkit listrik itu sudah beroperasi pada tahun 2018 atau 2019. Kelak setelah pembangkit listrik tersebut menghasilkan setrum, Barito Pacific memiliki dua alternatif pemanfaatan yakni menggunakannya untuk menyokong kebutuhan listrik Chandra Asri. Alternatif lain, menjual produksi listrik tersebut kepada perusahaan lain. Sejauh ini, Barito Pacific belum merilis laporan keuangan 2014 secara keseluruhan. Namun, Agus mengatakan capaian kinerja 2014 sama dengan tahun 2013. Tahun 2013, pendapatan Barito Pacific tercatat US$ 2,52 miliar. Capaian itu naik 10,04% ketimbang pendapatan 2012 yakni US$ 2,29 miliar.
Pertumbuhan pendapatan itu membikin rugi tahun berjalan Barito Pacific di 2013 mengempis 83,22% menjadi rugi US$ 20,74 juta. Pada 2012 rugi bersih tercatat US$ 123,59 juta. Tahun lalu, Barito Pacific mengabarkan dua rencana ekspansi. Pertama, melalui Chandra Asri, berkongsi dengan Michelin untuk memproduksi karet sintetis. Nilai investasinya US$ 435 juta. Kedua, memperbesar kapasitas pabrik naphtha cracker dengan nilai investasi US$ 385 juta. Targetnya kapasitas produksi ini sudah rampung di kuartal IV-2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan