Barito Pacific (BRPT) akan mengucurkan pinjaman US$ 252 juta untuk PLTU Jawa 9 dan 10



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah menandatangani perjanjian pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai US$ 252 juta dengan PT Indo Raya Tenaga (IRT). Perjanjian ini merupakan bagian dari paket pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 & 10, sebuah pembangkit listrik dengan teknologi ultra super-critical (USC) berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW).

BRPT memiliki 34% kepemilikan di dalam Indo Raya Tenaga (IRT) melalui anak perusahaannya, sedangkan sisanya dimiliki oleh Korea Electric Power Corporation (KEPCO) sebesar 15% dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 51%. Kontan.co.id mencatat, dana investasi PLTU yang terletak di Banten ini sekitar US$ 3,5 miliar.

Gaurav Yadav, General Manager Investor Relations Barito Pacific mengatakan, teknologi USC menghabiskan jauh lebih sedikit batubara dibandingkan dengan unit sub-critical yang telah ada. Oleh karena itu, pembangkit listrik Jawa 9 & 10 akan mengeluarkan emisi yang lebih rendah dan menyediakan listrik yang lebih murah selama beberapa dekade mendatang.


Baca Juga: Pefindo menyematkan idAA- untuk obligasi Chandra Asri (TPIA) maksimal Rp 5 triliun

“Barito berkomitmen untuk turut berperan dalam membantu PLN memodernisasi basis pembangkit listrik tenaga batu bara Indonesia yang terpasang, sehingga pada gilirannya dapat membantu Indonesia dalam mengurangi emisi rumah kaca sebesar 25% pada tahun 2025,” ujar Gaurav dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (17/7).

Selain itu, BRPT juga tercatat memiliki Star Energy yang merupakan produsen tenaga panas bumi terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia dengan kapasitas terpasang sebesar 875 MW. Ke depan, BRPT berkomitmen untuk terus memperluas proyek-proyek berbasis energi terbarukan.

Baca Juga: Kepemilikan Prajogo Pangestu di Barito Pacific (BRPT) meningkat menjadi 72,14%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati