KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah menandatangani perjanjian pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai US$ 252 juta dengan PT Indo Raya Tenaga (IRT). Perjanjian ini merupakan bagian dari paket pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 & 10, sebuah pembangkit listrik dengan teknologi ultra super-critical (USC) berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). BRPT memiliki 34% kepemilikan di dalam Indo Raya Tenaga (IRT) melalui anak perusahaannya, sedangkan sisanya dimiliki oleh Korea Electric Power Corporation (KEPCO) sebesar 15% dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 51%. Kontan.co.id mencatat, dana investasi PLTU yang terletak di Banten ini sekitar US$ 3,5 miliar. Gaurav Yadav, General Manager Investor Relations Barito Pacific mengatakan, teknologi USC menghabiskan jauh lebih sedikit batubara dibandingkan dengan unit sub-critical yang telah ada. Oleh karena itu, pembangkit listrik Jawa 9 & 10 akan mengeluarkan emisi yang lebih rendah dan menyediakan listrik yang lebih murah selama beberapa dekade mendatang.
Barito Pacific (BRPT) akan mengucurkan pinjaman US$ 252 juta untuk PLTU Jawa 9 dan 10
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah menandatangani perjanjian pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai US$ 252 juta dengan PT Indo Raya Tenaga (IRT). Perjanjian ini merupakan bagian dari paket pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 & 10, sebuah pembangkit listrik dengan teknologi ultra super-critical (USC) berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). BRPT memiliki 34% kepemilikan di dalam Indo Raya Tenaga (IRT) melalui anak perusahaannya, sedangkan sisanya dimiliki oleh Korea Electric Power Corporation (KEPCO) sebesar 15% dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 51%. Kontan.co.id mencatat, dana investasi PLTU yang terletak di Banten ini sekitar US$ 3,5 miliar. Gaurav Yadav, General Manager Investor Relations Barito Pacific mengatakan, teknologi USC menghabiskan jauh lebih sedikit batubara dibandingkan dengan unit sub-critical yang telah ada. Oleh karena itu, pembangkit listrik Jawa 9 & 10 akan mengeluarkan emisi yang lebih rendah dan menyediakan listrik yang lebih murah selama beberapa dekade mendatang.