KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menorehkan kinerja positif pada paruh pertama 2024 meski industri petrokimia masih menghadapi tantangan. Perseroan mencetak laba bersih atau laba tahun berjalan yang diatribusikan ke entintas induk sebesar US$ 34 juta semester I tahun ini, tumbuh sebesar 13,3% secara tahunan atau
year on year (yoy). Kinerja positif tersebut didorong penurunan beban pokok pendapatan % 16,1% menjadi US$ 914 juta. Sedangkan pendapatan usaha perseroan mengalami penurunan 15,6% yoy jadi US$ 1,16 miliar.
Direktur Utama BRPT, Agus Salim Pangestu mengatakan, capaian itu mencerminkan kombinasi antara optimisme yang penuh kewaspadaan dan tantangan berkelanjutan di sektor petrokimia global. “Meski terjadi gejolak yang besar, kami menunjukkan ketahanan yang baik dan terus melanjutkan rencana ekspansi. Hal ini terlihat dari progres pertumbuhan organik dan serangkaian akuisisi untuk mendukung pertumbuhan ke depan,” kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (31/7).
Baca Juga: Demi Diversifikasi, Emiten Konglomerasi Semakin Rajin Akuisisi Ia menjelaskan, penurunan pendapatan disebabkan volatilitas yang terjadi di industri petrokimia global. Selain itu, terpengaruh pula oleh penerapan Turnaround Maintenance (TAM) yang sudah terjadwal di kompleks petrokimia Barito Pacific, serta adanya pemeliharaan di salah satu unit operasi panas bumi. Ia bilang, TAM terjadwal di kompleks petrokimia BRPT merupakan aktivitas rutin untuk memastikan keandalan fasilitas dan memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku. “Kontribusi dari Sidrap I yang baru saja diakuisisi membantu mengurangi sebagian penurunan pendapatan, karena pada periode ini berhasil mencapai rekor produksi tertinggi sejak pertama kali beroperasi,” urai Agus. Menurut dia, kontribusi dari Sidrap I tersebut menunjukkan nilai strategis yang diperoleh Perseroan dari penerapan strategi diversifikasi portofolio di sektor energi baru terbarukan (EBT). Adapun EBITDA konsolidasian emiten ini mencapai sebesar US$ 271 juta, dengan marjin EBITDA sebesar 23,4%. Rasio utang bersih terhadap ekuitas di Semester I-2024 relatif stabil sebesar 0,73x.
Baca Juga: Tambah saham di Barito Pasifik (BRPT), Prajogo Pangestu rogoh kocek Rp 650,54 miliar Pada Mei 2024, Chandra Asri Petrochemical (CAP) bersama Glencore Plc menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan Shell Singapore Pte Ltd pada Shell Energy Chemicals Park Singapore (SECP). Proses transaksi diperkirakan selesai pada akhir 2024. Aksi korporasi ini diyakini akan memperkuat posisi.
Pada segmen properti, BRPT telah memulai rencana pengembangan tahap awal untuk memperluas kawasan industri di Subang, dengan lokasi strategis yang berdekatan dengan Pelabuhan Patimban. “Posisi prima ini akan menempatkan kami secara optimal dalam memanfaatkan peluang yang muncul dalam pengembangan fasilitas manufaktur otomotif,” ujar Agus. Agus menambahkan, anak perusahaan BRPT, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga akan meningkatkan kapasitas aset panas bumi melalui program retrofit dan penambahan unit baru. “BREN akan mengembangkan aset panas bumi greenfield di Hamiding dan Suoh Sekincau, serta mengembangkan Sidrap 2, yang diperkirakan mulai ditender pada paruh kedua tahun 2024.” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk