KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mematangkan pembentukan joint venture bersama PT Indonesia Power. Anak usaha patungan bernama PT Indo Raya Tenaga itu akan menggarap PLTU Suralaya 9-10 Ultra Super Critical berkapasitas 2 x 1.000 MW. Direktur BRPT Andry Setiawan menyatakan, kini tahapan joint venture sudah masuk finalisasi, terutama terkait kontrak EPC. Harapannya, Juli nanti rampung. Setelah itu masuk ke tahap financing. Dengan harga batubara yang dipatok US$ 70 per ton, Andry berpendapat justru positif bagi perkembangan dunia kelistrikan. Sebab, penetapan tarif ini agar harga listrik tidak terlalu mahal. Bagi perusahaan, salah satu komponen biaya paling besar untuk produksi listrik adalah bahan baku. "Porsi BRPT di Indo Raya Tenaga sebesar 49%, sementara Indonesia Power menguasai 51%," kata Andry.
Barito Pacific mematangkan proyek listrik Suralaya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mematangkan pembentukan joint venture bersama PT Indonesia Power. Anak usaha patungan bernama PT Indo Raya Tenaga itu akan menggarap PLTU Suralaya 9-10 Ultra Super Critical berkapasitas 2 x 1.000 MW. Direktur BRPT Andry Setiawan menyatakan, kini tahapan joint venture sudah masuk finalisasi, terutama terkait kontrak EPC. Harapannya, Juli nanti rampung. Setelah itu masuk ke tahap financing. Dengan harga batubara yang dipatok US$ 70 per ton, Andry berpendapat justru positif bagi perkembangan dunia kelistrikan. Sebab, penetapan tarif ini agar harga listrik tidak terlalu mahal. Bagi perusahaan, salah satu komponen biaya paling besar untuk produksi listrik adalah bahan baku. "Porsi BRPT di Indo Raya Tenaga sebesar 49%, sementara Indonesia Power menguasai 51%," kata Andry.