Barito Renewable Akan Terus Ekspansi di Bisnis EBT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk melalui anak usahanya PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) berkomitmen mendukung program pemerintah dalam mencapai Net Zero. Saat ini, BREN terus memperluas bisnisnya di bidang energi terbarukan. 

BREN menaungi kepemilikan aset di sektor energi terbarukan yakni Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy. Perusahaan terus melakukan beberapa pengembangan usaha strategis mendukung transisi energi yang berkelanjutan.   Adapun geothermal merupakan salah satu energi paling andal untuk menggantikan batu bara karena merupakan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dampak lingkungan dari pengembangan geothermal jauh lebih kecil dibandingkan dengan pertambangan batu bara.

Hendra Soetjipto Tan, Direktur Utama Barito Renewables, mengatakan pengembangan portofolio yang sudah dilakukan adalah wujud komitmen perseroan mendukung pemerintah mencapai target nol emisi karbon pada 2060.


Baca Juga: PLN Indonesia Power Berencana Kembangkan Pembangkit Listrik Hidrogen

“Sebagai upaya mewujudkan komitmen, kami menjalankan langkah-langkah strategis, seperti pelaksanaan riset dan pengembangan, pemanfaatan teknologi terkini, pengembangan aset existing, eksplorasi cadangan panas bumi, serta pengembangan portofolio bisnis energi terbarukan,” kata Hendra dålam keterangan resminya, Senin (8/7).

Ia bilang, langkah-langkah strategis tersebut semakin mematangkan ambisi Perusahaan dalam mewujudkan visinya sebagai perusahaan energi terbarukan yang menyediakan solusi energi yang bersih dan berkelanjutan sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemimpin pasar nasional di sektor energi terbarukan.

Star Energy Geothermal telah diakuisisi Barito Pasifik pada 2018 sebelum BREN berdiri.  Aset ini memiliki wilayah panas bumi Wayang Windu di Kabupaten Bandung merupakan produsen listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di Indonesia yang bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, termasuk Pertamina dan PLN.   Pada 2017, Star Energy Geothermal mengakuisisi PLTP Salak dan PLTP Darajat milik Chevron Corporation. Hingga tahun 2023, total kapasitas terpasang di ketiga wilayah panas bumi tersebut mencapai 886 Megawatt (MW). Tidak berhenti di situ saja, BREN juga tengah melakukan serangkaian eksplorasi untuk menambah wilayah panas buminya yakni di Gunung Hamiding, Maluku Utara dan Sekincau, Lampung.

Baca Juga: Perbankan Optimistis Meningkatkan Portofolio Kredit Hijau di Semester II-2024   Fokus Perusahaan pada pengembangan energi terbarukan mendorong BREN melalui anak usahanya PT Barito Wind Energy mengembangkan bisnisnya ke sektor energi angin. Perusahaan ini telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 100% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy, pembangkit listrik tenaga angin pertama dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 MW.    Pada tahun 2020, Star Energy Geothermal menerbitkan obligasi hijau atau green bond senilai US$ 1,11 miliar dan mendapat sambutan positif dari investor hingga mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) dan dilirik oleh institusi besar.   Obligasi hijau tersebut merupakan obligasi hijau swasta pertama di Indonesia yang mendapatkan status investment grade dari Moody's Investor Service dengan rating Baa3 untuk senior secured bond yang dirilis dua entitas anak Star Energy, yaitu Star Energy Geothermal Drajat II, Ltd dan Star Energy Geothermal Salak, Ltd.   Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Eniya Listiani Dewi, mengatakan Pemerintah akan menggali potensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau geothermal sebagai upaya melakukan diversifikasi sumber energi. “EBT yang selama ini belum banyak digali, seperti PLTP dan sebagainya. Itu perlu didorong lagi,” ujarnya, 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk