Matahari tengah menyorotkan cahayanya yang melimpah ketika kendaraan yang ditumpangi KONTAN melaju ke arah Gading Serpong, Tangerang, Kamis (19/1). Tujuan kami adalah Yayasan Dharma Cinta Kasih (DCK), sebuah yayasan yang beranggotakan kaum Tionghoa. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami ke tempat tujuan. Didirikan oleh Famawaty Chan pada 1 Mei 2000, yayasan ini bergerak di berbagai kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada korban bencana alam hingga merawat para lanjut usia (lansia). Sebagai salah satu sumber pendanaannya, yayasan ini mengelola kelompok tari Barongsai atau lion dance bernama DCK Lion Dance. Di kalangan Tionghoa di Jakarta dan sekitarnya, DCK Lion Dance cukup tersohor. Maklum, DCK Lion Dance cukup sering memenangkan kompetisi Barangsoi, baik skala lokal, nasional maupun internasional. Sebut saja, dalam Living World International Lion Dance Championship 2014, DCK Lion Dance sukses merebut gelar juara pertama untuk kategori lantai. Padahal, selain dari Indonesia, kompetisi ini diikuti oleh delapan negara yang memiliki tradisi Barongsai kuat, yakni China, Malaysia, Singapura, India, Hong Kong, Taiwan, Filipina, dan Thailand. DCK Lion Dance juga pernah berpartisipasi dalam kompetisi Barongsai di Guangxi, China pada 2013. Selain jam terbang di berbagai kompetisi, DCK Lion Dance mempunyai kelebihan lain dibanding sasana Barongsai lain di tanah air, yakni memiliki anggota yang cukup banyak. Alhasil, DCK Lion Dance bisa tampil dalam empat formasi sekaligus. "Saat ini, anggota yang aktif lebih dari 50 orang," ujar Famawaty.
Barongsai, membentuk mental juara
Matahari tengah menyorotkan cahayanya yang melimpah ketika kendaraan yang ditumpangi KONTAN melaju ke arah Gading Serpong, Tangerang, Kamis (19/1). Tujuan kami adalah Yayasan Dharma Cinta Kasih (DCK), sebuah yayasan yang beranggotakan kaum Tionghoa. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami ke tempat tujuan. Didirikan oleh Famawaty Chan pada 1 Mei 2000, yayasan ini bergerak di berbagai kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada korban bencana alam hingga merawat para lanjut usia (lansia). Sebagai salah satu sumber pendanaannya, yayasan ini mengelola kelompok tari Barongsai atau lion dance bernama DCK Lion Dance. Di kalangan Tionghoa di Jakarta dan sekitarnya, DCK Lion Dance cukup tersohor. Maklum, DCK Lion Dance cukup sering memenangkan kompetisi Barangsoi, baik skala lokal, nasional maupun internasional. Sebut saja, dalam Living World International Lion Dance Championship 2014, DCK Lion Dance sukses merebut gelar juara pertama untuk kategori lantai. Padahal, selain dari Indonesia, kompetisi ini diikuti oleh delapan negara yang memiliki tradisi Barongsai kuat, yakni China, Malaysia, Singapura, India, Hong Kong, Taiwan, Filipina, dan Thailand. DCK Lion Dance juga pernah berpartisipasi dalam kompetisi Barongsai di Guangxi, China pada 2013. Selain jam terbang di berbagai kompetisi, DCK Lion Dance mempunyai kelebihan lain dibanding sasana Barongsai lain di tanah air, yakni memiliki anggota yang cukup banyak. Alhasil, DCK Lion Dance bisa tampil dalam empat formasi sekaligus. "Saat ini, anggota yang aktif lebih dari 50 orang," ujar Famawaty.