Barter WSKT dan ADHI di jalan tol Kanci-Pejagan



JAKARTA. Inilah enaknya menjalin bisnis sesama perusahaan pelat merah, apalagi sama-sama perusahaan konstruksi. PT Waskita Karya Tbk hanya perlu membayar jasa perbaikan ruas jalan tol Kanci - Pejagan yang saat ini sedang berlangsung dengan membagi porsi saham di ruas jalan tol tersebut.

Lewat anak usaha PT Waskita Karya Toll Road, perusahaan ini sudah menyerahkan pekerjaan perbaikan ruas jalan tol sepanjang 35 kilometer (km) kepada PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Maklum, setelah mengambil alih hampir seluruh saham konsesi ruas jalan tol ini dari PT MNC Infrastruktur Utama tahun lalu, kondisi ruas jalan tol ini memang perlu perombakan total.

Adapun latar belakang pilihan jatuh ke Adhi Karya ada  ceritanya. Menurut Fery Karo, Direktur Keuangan Waskita Toll Road, Adhi Karya menjadi  kontraktor utama pembangunan ruas jalan tol Kanci–Pejagan yang kala itu masih dipegang oleh PT Bakrie Toll Road sebelum dilepas ke MNC Infrastruktur.


Saat mengerjakan proyek tersebut, pihak Bakrie Toll Road tidak puas terhadap hasil kerja dari Adhi Karya. Pihak Waskita Karya pun menawari perbaikan ruas jalan tol tersebut ke Adhi Karya sampai tuntas sebagai bentuk tanggung jawab Adhi Karya terhadap proyek tersebut.

Hasilnya, kedua perusahaan ini sepakat biaya perbaikan ruas jalan tol tersebut bukan dalam bentuk dana tunai melainkan barter saham. "Jumlah sahamnya 25%, namun kami meminta perbaiki ruas jalan tol tersebut," kata Ferry kepada KONTAN, Senin (21/3).

Waskita Karya menghitung, nilai 25% saham itu setara dengan Rp 699 miliar. Perinciannya adalah Rp 515 miliar biaya perbaikan ruas jalan tol dan sisanya, Rp 184 miliar adalah piutang Adhi Karya yang belum dibayar oleh PT Bakrie Toll Road.

Adapun pemasukan dari ruas tol Kanci–Pejagan diproyeksi bisa mencapai Rp 124 miliar sampai akhir tahun ini.  Selain ruas jalan tol Kanci–Pejagan, Waskita Karya juga tengah menggarap beberapa proyek jalan tol.

Coba bisnis jalan tol

Adhi Karya sendiri dengan senang hati menerima tawaran dari rekan sejawatnya tersebut. Menurut Kiswodarmawa, Direktur Utama Adhi Karya, pihaknya mendapat dua keuntungan sekaligus kewajiban moral. "Ini bisa menjadi investasi dengan porsi yang ditentukan (25%)," katanya ke KONTAN.

Langkah ini sekaligus menjadi aksi coba-coba bagi PT Adhi Karya untuk ikut berbisnis jalan tol, bukan sekadar menjadi kontraktor. Selama ini Adhin memang lebih banyak berkutat sebagai kontraktor proyek jalan tol dan bukan menjadi pemegang konsesi jalan tol.

Ke depan, kata Kiswodarmawan, tidak tertutup kemungkinan Adhi Karya bakal ikut serta bila ada tender konsesi ruas jalan tol. "Kami akan coba untuk ikut lelang," katanya tanpa merinci konsesi ruas jalan tol yang jadi incaran perusahaan ini.

Aksi ini bisa jadi menjadi salah satu cara Adhi Karya untuk bisa mencapai target pendapatan di akhir tahun ini. Perusahaan pelat merah ini menargetkan bisa meraup pendapatan Rp 20 triliun di akhir tahun ini dan sebagian besar berasal dari bisnis konstruksi.

Menurut Ki Syahgolang Permana, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, pendapatan perusahan ini per Februari baru Rp 1,7 triliun. Makanya pihaknya kudu memompa pendapatan lewat proyek-proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini