Baru Agustus 2019 meluncur, volume transaksi pasar fisik timah BBJ melejit



KONTAN.CO.ID - PANGKAL PINANG. Baru meluncur bulan Agustus 2019, volume transaksi pasar fisik timah melejit. Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (BBJ/JFX) mencatat ada kenaikan transaksi pasar fisik timah sebanyak 252,35% atau sebanyak 2.309 lot dalam waktu dua bulan terakhir.

Ini mencerminkan tingginya minat investor terhadap produksi timah. Sampai dengan 25 Oktober 2019, tercatat total transaksi pasar fisik timah sebanyak 3.224 lot dengan nilai total sebesar US$ 261.598.139,36. Jumlah tersebut tercatat naik dari akhir Agustus 2019 lalu, saat itu transaksi baru mencapai 915 lot atau 4.575 ton dengan nilai transaksi US$ 72.689.475.

Lebih rinci, selama bulan September 2019 transaksi pasar fisik timah mencapai 1.254 lot atau 6.270 ton dengan nilai mencapai US$ 105.007.110. Lalu di bulan Oktober, volume transaksi mencapai 1.055 lot dengan nilai sebesar US$ 83.901.554 per 25 Oktober 2019.


Baca Juga: Volume transaksi kontrak berjangka tumbuh 26,5% hingga kuartal III 2019

Direktur Utama Jakarta BBJ Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, transaksi pasar fisik timah dalam beberapa bulan terakhir sangat positif. Ke depan, dia optimistis perdagangan pasar fisik timah di BBJ akan terus meningkat.

"Kami menargetkan sampai akhir 2020, total transaksi perdagangan pasar fisik timah akan mencapai 72.000 ton per tahun," jelasnya, Sabtu (2/11).

Semenjak meluncurkan bursa timah murni batangan pada Agustus 2019 lalu, BBJ selaku bursa komoditi pertama di Indonesia mengambil peran penting dalam industri timah di Tanah Air. Salah satunya dengan memperdagangkan timah menjadi komoditas yang di transaksikan dalam pasar fisik timah murni batangan.

Langkah tersebut bersinergi dengan BUMN yakni PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Dengan begitu, harapannya harga timah yang terbentuk pada bursa nasional mampu menjadi acuan internasional.

Baca Juga: Transaksi BBJ Ditopang Kontrak Berjangka Emas dan Olein

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengungkapkan, perdagangan komoditas timah di BBJ saat ini dapat menjadi kesempatan yang besar bagi para pelaku di bisnis perdagangan timah batangan baik di Indonesia maupun internasional. Apalagi, Indonesia turut berkontribusi sekitar 23% terhadap market timah dunia.

"Dengan adanya perdagangan timah di BBJ, diharapkan memberikan pilihan untuk para pelaku dalam bertransaksi. Kami juga membuka kesempatan bagi perusahaan timah lainnya untuk ikut bergabung," kata Fajar.

Asal tahu saja, harga timah dunia saat ini mengacu harga di London Metal Exchange (LME). Namun, Fajar berharap, dengan kekayaan alam Indonesia yang berlimpah sekaligus sebagai produsen timah terbesar kedua di dunia, BBJ dan KBI mempunyai harapan besar dan berusaha untuk menjadikan Indonesia sebagai acuan harga timah dunia.

Tidak hanya itu, dengan mencantumkan brand masing-masing pada cetakan timah murni batangan, akan mampu menciptakan persaingan sehat antar produsen. Itu juga bisa menjadi stimulus para produsen untuk meningkatkan kualitas dari masing-masing produknya.

"Selain komoditas timah, BBJ ke depan akan terus melakukan inovasi untuk komoditas-komoditas lain yang ada di Indonesia," tambah Stefanus.

Baca Juga: Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) segera merilis kontrak emas digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat