Baru ditemukan, inilah asteroid tercepat di tata surya



KONTAN.CO.ID - Penemuan baru, sebuah asteroid tercepat di tata surya akhirnya ditemukan. Diberi nama "2021 PH27", asteroid kecil tersebut mengelilingi bintang dalam waktu kurang dari empat bulan.

Asteroid merupakan benda langit berbentuk batu yang berada di luar angkasa. Benda langit ini mengorbit pada matahari sesuai dengan lintasannya sendiri yang berbentuk elips atau lonjong. 

Asteroid juga memiliki kecepatan yang berbeda-beda ketika mengitari matahari. Berbicara soal kecepatan, baru-baru ini ditemukan sebuah Asteroid tercepat di tata surya.

Asteroid tercepat di Tata Surya


Tidak hanya superhero saja yang punya kecepatan tinggi, seperti Flash dari semesta komik DC atau Quicksilver dari semesta Marvel. Asteroid yang bernama 2021 PH27 ini diketahui menjadi yang tercepat di tata surya, setidaknya untuk saat ini.

Mengutip dari Popular Sciene2021 PH27 hanya membutuhkan waktu kurang dari empat bulan untuk mengorbit pada matahari. 2021 PH27 memiliki diameter 0,21 mil (atau 1 kilometer) dan mampu menyelesaikan orbitnya hanya dalam 113 hari Bumi, orbit yang lebih pendek daripada asteroid lain yang diketahui.

Ya, meskipun asteroid ini tergolong cepat, ini masih sedikit lama dibanding Merkurius yang hanya membutuhkan 88 hari saja ketika mengorbit pada matahari.

Ditemukan 13 Agustus 2021

2021 PH27 ditemukan pada tanggal 13 Agustus lalu ketika para astronom sedang mengumpulkan gambar dari Teleskop Victor M. Blanco 4-meter yang berada di Cerro Tololo Inter-American Observatory di Chili. Di sela-sela mempelajari gugus galaksi, para ilmuwan menggunakan waktu luangnya untuk mencari asteroid.

Ketika mereka melihat 2021 PH27, tim ilmuwan bertekad untuk mengikuti orbitnya, bahkan sampai menunda jadwal penelitian mereka yang lain.

"Meskipun waktu bersama teleskop untuk para astronom sangat berharga, sifat alami dan kecintaan akan sesuatu yang tidak diketahui membuat para astronom bersedia mengesampingkan pengamatan mereka sendiri demi penemuan baru yang menarik seperti ini", ujar kepala penelitian Scott Sheppard.

Scott Sheppard sendiri merupakan seorang astronom di Carnegie Institution for Science.

Baca Juga: Apa itu Blue Moon? Mari mengenal fenomena tersebut dan kapan akan terjadi lagi