Baru dua hari, BRI salurkan KUR Rp 40 miliar



JAKARTA. Upaya pemerintah menggerakkan pertumbuhan ekonomi dengan meluncurkan kredit usaha rakyat (KUR) harus dimaknai sebagai semangat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui jalur alternatif. Sekaligus mengurangi kredit korporasi besar yang terkespose risiko internasional, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memilih giat menggenjot kredit usaha rakyat.

Wakil Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan, KUR dapat menjadi efektif untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perseroan optimis bahwa target penyaluran KUR sebesar Rp 21 triliun akan terserap maksimal. Hitungan BRI, sebesar Rp 4 triliun untuk KUR RItel dan Rp 17 triliun untuk KUR Mikro.

"Kami sudah mulai menyalurkan KUR dan catatan kemarin selama dua hari kerja sudah menyalurkan Rp 40 miliar. Ini artinya, KUR dalam satu hari sebesar Rp 20 miliar. Sampai dengan akhir tahun, kami perkirakan sisa 100 hari kerja berarti bisa menyalurkan Rp 20 triliun. Ini sesuai dengan target penyaluran KUR BRI," kata Sunarso, akhir pekan kemarin, Jumat (21/8).


Sunarso bilang, KUR sangat strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global yang mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, usaha mikro relatif tidak terpapar oleh risiko global. Sehingga, kata Sunarso, jika korporasi besar sudah tidak sanggup lagi menggerakkan perekonomian maka sektor mikro diharapkan masih mampu menggerakkan perekonomian.

Sektor mikro, jelas Sunarso, bergerak dibidang domestik seperti makanan, minuman dan perdagangan yang terkait makanan dan minuman serta transportasi daerah. Dengan demikian, kredit mikro dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Sunarso, selama masih ada permintaan domestik, maka sektor yang dilayani oleh kredit mikro masih akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang efektif.

Lebih lanjut Sunarso menuturkan, selama ini wilayah yang padat populasi penduduk menjadi primadona untuk menyalurkan KUR seperti Pulau Jawa yaitu wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan untuk wilayah luar Pulau Jawa seperti Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi juga mengalami peningkatan permintaan KUR.

Sedangkan Pulau Kalimantan, masih minim dalam penyaluran KUR. Meski demikian, kata Sunarso, Pulau Kalimantan dapat menjadi perhatian untuk penyaluran KUR. Sebab, dengan anjloknya harga komoditas seperti batu bara dan barang tambang lainnya yang selama ini menjadi produk domestik wilayah tersebut, dapat disubsitusi pertumbuhan ekonomi regionalnya dengan menggerakkan kredit mikro.

Sehingga, kata Sunarso, KUR kedepannya bisa menyasar masyarakat di Pulau Kalimantan. "Kalau arahnya adalah untuk menggerakkan ekonomi nasional, maka KUR bisa menyasar ke Pulau Kalimantan," ucap Sunarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia