JAKARTA. Tahun ini, proyek percepatan 10.000 Mega Watt (MW) tahap II akan dimulai. Namun, baru dua lembaga keuangan yang menyatakan siap mendanai sebagian kebutuhan total proyek tersebut yaitu Japan Bank for International Cooperation (JBIC) serta World Bank. Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar menyatakan JBIC sudah menyampaikan komitmen kepada pemerintah untuk memberikan pinjaman kredit sebesar US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 30 triliun dengan kurs Rp 10.000 per dolar. "Pinjaman dari JBIC itu hanya untuk membiayai jatah proyeknya PLN saja, jadi PLN sudah tidak utang lagi dalam 10.000 MW tahap II. Sementara di luar itu proyek milik Independent Power Producer (IPP)," kata Fahmi, Jumat (30/1). Menurut Fahmi, 99 lokasi yang akan dibangun pembangkit bagian dari proyek tersebut akan berkapasitas total 9.900 MW. Di mana kebanyakan proyeknya akan terletak di luar Pulau Jawa dan 60% di antaranya menggunakan bahan bakar terbarukan yaitu panas bumi 22% dan air 38%. Sisanya sebanyak 40% adalah pembangkit dengan bahan bakar tidak terbarukan yaitu batubara 28% dan gas 12%. "Itu merupakan hasil rapat Kantor Menteri BUMN, Departemen ESDM, Bappenas, serta PLN di Kantor Wapres beberapa waktu lalu. Keputusan rapat itu akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Presiden. Sementara perkiraan kebutuhan dananya antara Rp 80 triliun sampai Rp 90 triliun," kata Fahmi. Kalau dilihat dari sisi kapasitas, dalam 10.000 MW tahap II PLN kebagian jatah menggarap 30% nya atau sekitar 3.300 MW. Sementara 70% sisanya dikerjakan IPP. Sebelumnya, Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM Jacobus Purwono menyatakan Chief Executive Officer (CEO) JBIC Hiroshi Watanabe sudah bertemu Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta pada 28 Januari 2009 lalu. Menurut Purwono, JBIC bisa ikut mendanai proyek 10.000 MW tahap II baik yang dikerjakan IPP maupun PLN. "Salah satu proyek yang akan di danai JBIC adalah PLTGU Muara Tawar Add-On berkapasitas 1.200 MW senilai US$ 1 miliar. Selain JBIC, lembaga keuangan lain yang sudah berkomitmen mendanai 10.000 MW tahap II adalah Bank Dunia. Direktur Keuangan PLN Setio Anggoro Dewo menyebut, Bank Dunia siap mengucurkan US$ 1 miliar untuk PLTA Upper Cisoekan, Jawa Barat berkapasitas 1.000 MW. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Baru JBIC dan World Bank yang Siap danai 10.000 MW Tahap II
JAKARTA. Tahun ini, proyek percepatan 10.000 Mega Watt (MW) tahap II akan dimulai. Namun, baru dua lembaga keuangan yang menyatakan siap mendanai sebagian kebutuhan total proyek tersebut yaitu Japan Bank for International Cooperation (JBIC) serta World Bank. Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar menyatakan JBIC sudah menyampaikan komitmen kepada pemerintah untuk memberikan pinjaman kredit sebesar US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 30 triliun dengan kurs Rp 10.000 per dolar. "Pinjaman dari JBIC itu hanya untuk membiayai jatah proyeknya PLN saja, jadi PLN sudah tidak utang lagi dalam 10.000 MW tahap II. Sementara di luar itu proyek milik Independent Power Producer (IPP)," kata Fahmi, Jumat (30/1). Menurut Fahmi, 99 lokasi yang akan dibangun pembangkit bagian dari proyek tersebut akan berkapasitas total 9.900 MW. Di mana kebanyakan proyeknya akan terletak di luar Pulau Jawa dan 60% di antaranya menggunakan bahan bakar terbarukan yaitu panas bumi 22% dan air 38%. Sisanya sebanyak 40% adalah pembangkit dengan bahan bakar tidak terbarukan yaitu batubara 28% dan gas 12%. "Itu merupakan hasil rapat Kantor Menteri BUMN, Departemen ESDM, Bappenas, serta PLN di Kantor Wapres beberapa waktu lalu. Keputusan rapat itu akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Presiden. Sementara perkiraan kebutuhan dananya antara Rp 80 triliun sampai Rp 90 triliun," kata Fahmi. Kalau dilihat dari sisi kapasitas, dalam 10.000 MW tahap II PLN kebagian jatah menggarap 30% nya atau sekitar 3.300 MW. Sementara 70% sisanya dikerjakan IPP. Sebelumnya, Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM Jacobus Purwono menyatakan Chief Executive Officer (CEO) JBIC Hiroshi Watanabe sudah bertemu Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta pada 28 Januari 2009 lalu. Menurut Purwono, JBIC bisa ikut mendanai proyek 10.000 MW tahap II baik yang dikerjakan IPP maupun PLN. "Salah satu proyek yang akan di danai JBIC adalah PLTGU Muara Tawar Add-On berkapasitas 1.200 MW senilai US$ 1 miliar. Selain JBIC, lembaga keuangan lain yang sudah berkomitmen mendanai 10.000 MW tahap II adalah Bank Dunia. Direktur Keuangan PLN Setio Anggoro Dewo menyebut, Bank Dunia siap mengucurkan US$ 1 miliar untuk PLTA Upper Cisoekan, Jawa Barat berkapasitas 1.000 MW. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News