Baru listing, saham BEST kena auto rejection



JAKARTA. Listing perdana saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) berjalan mulus. Pada perdagangan perdana saham emiten properti ini langsung melonjak 67,65% ke kisaran tertinggi di posisi Rp 285 per saham.Dengan lonjakan sebesar itu, saham BEST terkena auto rejection. "Artinya orang harus tetap jual di harga tertinggi. Jadi tidak kami suspen," kata Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia Eddy Sugito, Selasa (10/4).Sebagai catatan saja, BEST menetapkan harga saham perdana senilai Rp 170 per saham. Ini adalah harga tengah dari kisaran harga indikasi, yaitu antara Rp 160 per saham hingga Rp 185 per saham. Dari hasil bookbuilding tersebut, telah terjadi kelebihan permintaan hingga tiga kali.BEST menerbitkan sebanyak 1,76 miliar saham, atau setara 20,14% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Dengan mengacu ke harga penawaran, Rp 170 per saham, total dana yang akan dihimpun dari aksi korporasi tersebut Rp 299,20 miliar.Selain menawarkan saham perdana, Bekasi Fajar akan menerbitkan waran seri I sebagai insentif bagi investor perdana. Jumlah waran yang ditawarkan mencapai 882,5 juta unit. Harga tebus waran terbentuk di level Rp 200 per waran. Awalnya, harga waran yang ditawarkan berkisar Rp 190 per unit-Rp 220 per unit. Waran itu memiliki rasio 2:1 dengan tenor tiga tahun.Manajemen Bekasi Fajar akan menggunakan seluruh dana hasil penawaran umum untuk mengembangan usaha dalam kurun waktu 2012 hingga 2013. Dana sebesar Rp 225 miliar, atau 75,20% dari total hasil IPO, akan digunakan emiten itu untuk mengambil bagian dan melakukan penyetoran modal atas saham baru di anak perusahaannya.Anak perusahaan tersebut, nantinya akan menggunakan dana tersebut untuk menambah atau memperoleh lahan-baru di lokasi yang strategis. Dana itu juga akan dipakai Bekasi Fajar untuk mengurus izin proyeknya yang berlokasi di Cikarang Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can