JAKARTA. Meluapnya kasus pembobolan nasabah kaya Citibank Indonesia oleh oknum pegawai, membuat industri perbankan yang memiliki layanan wealth management segera membenahi standard operational procedure (SOP) sesuai dengan imbauan Bank Indonesia (BI), salah satunya PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP). Managing Director Bank OCBC NISP, Rama P. Kusumaputra mengatakan, pihaknya sedang melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap bisnis priority banking yang baru berjalan tiga tahun lalu. "Kami sedang melakukan evaluasi ulang dari prosedur dan aturan-aturan, seperti salah satu layanan kami premiere banking," kata Rama, Kamis (19/5). Rama mencontohkan sistem yang perlu diperbaiki seperti pencatatan secara detail untuk petugas premiere banking yang melakukan konfirmasi bila ada transaksi. Sehingga, jika ada penarikan di atas Rp 50 juta itu akan dicatat secara detail, seperti siapa nasabahnya, siapa petugasnya dan kapan waktunya melakukan transaksi. Selama tiga tahun menggeluti bisnis pelayanan terhadap nasabah kelas kakap, bank berpusat di Singapura ini telah melayani 7 ribu nasabah premiere banking. Selain itu, beberapa teknik menggandeng nasabah baru dengan, memanfaatkan nasabah lama yang memiliki likuiditas di atas Rp 500 juta untuk menjadi nasabah premiere.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Baru seumur jagung geluti priority banking, OCBC NISP benahi lagi SOP
JAKARTA. Meluapnya kasus pembobolan nasabah kaya Citibank Indonesia oleh oknum pegawai, membuat industri perbankan yang memiliki layanan wealth management segera membenahi standard operational procedure (SOP) sesuai dengan imbauan Bank Indonesia (BI), salah satunya PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP). Managing Director Bank OCBC NISP, Rama P. Kusumaputra mengatakan, pihaknya sedang melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap bisnis priority banking yang baru berjalan tiga tahun lalu. "Kami sedang melakukan evaluasi ulang dari prosedur dan aturan-aturan, seperti salah satu layanan kami premiere banking," kata Rama, Kamis (19/5). Rama mencontohkan sistem yang perlu diperbaiki seperti pencatatan secara detail untuk petugas premiere banking yang melakukan konfirmasi bila ada transaksi. Sehingga, jika ada penarikan di atas Rp 50 juta itu akan dicatat secara detail, seperti siapa nasabahnya, siapa petugasnya dan kapan waktunya melakukan transaksi. Selama tiga tahun menggeluti bisnis pelayanan terhadap nasabah kelas kakap, bank berpusat di Singapura ini telah melayani 7 ribu nasabah premiere banking. Selain itu, beberapa teknik menggandeng nasabah baru dengan, memanfaatkan nasabah lama yang memiliki likuiditas di atas Rp 500 juta untuk menjadi nasabah premiere.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News