JAKARTA. Kapal Riset Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mencari bangkai pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ 8501 di area berbeda dengan yang dipetakan Badan SAR Nasional. Dengan model yang dikembangkan BPPT, kemungkinan keberadaan bangkai pesawat di area tersebut diyakini lebih besar dibanding area yang saat ini menjadi fokus pencarian jenazah. ”Kami berpendapat, tempat ditemukannya bagian-bagian pesawat dan jenazah bukan letak bangkai pesawat sesungguhnya,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto, Selasa (6/1). Menurut perhitungan BPPT, badan utama pesawat berada di sebelah barat laut dari area yang dipetakan Basarnas. Jenazah dan serpihan pesawat memang banyak ditemukan di area hasil pemetaan Basarnas. Namun, Unggul mengatakan, jenazah yang ditemukan adalah yang mengapung dan sudah mudah terbawa arus, begitu juga dengan serpihan pesawat.
Baruna Jaya sisir bangkai AirAsia di area berbeda
JAKARTA. Kapal Riset Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mencari bangkai pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ 8501 di area berbeda dengan yang dipetakan Badan SAR Nasional. Dengan model yang dikembangkan BPPT, kemungkinan keberadaan bangkai pesawat di area tersebut diyakini lebih besar dibanding area yang saat ini menjadi fokus pencarian jenazah. ”Kami berpendapat, tempat ditemukannya bagian-bagian pesawat dan jenazah bukan letak bangkai pesawat sesungguhnya,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto, Selasa (6/1). Menurut perhitungan BPPT, badan utama pesawat berada di sebelah barat laut dari area yang dipetakan Basarnas. Jenazah dan serpihan pesawat memang banyak ditemukan di area hasil pemetaan Basarnas. Namun, Unggul mengatakan, jenazah yang ditemukan adalah yang mengapung dan sudah mudah terbawa arus, begitu juga dengan serpihan pesawat.