Basel setuju untuk mengubah aturan likuiditas bank



BRUSSELS. Regulator perbankan internasional kemungkinan akan setuju untuk mengubah rencana penerapan peraturan mengenai aset yang mudah untuk diperjualbelikan. Dalam kondisi krisis seperti ini munculnya kekhawatiran justru akan menimbulkan risiko yang terlalu besar. The Basel Committee on Banking Supervision mendiskusikan mengenai standard yang dikenal dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) dalam sebuah pertemuan minggu lalu di Stockholm.

Menurut sumber yang diwawancara Bloomberg, regulator perbankan global ini mengubah beberapa asumsi tentang apa yang mungkin terjadi pada bank pada saat krisis kembali terjadi. Walau memang mereka belum mencapai kesepakatan dan mereka masih berdebat mengenai bagaimana sebaiknya aset dicatatkan untuk bisa memenuhi LCR.

Bank-bank sentral terus mencari cara untuk bisa mendukung pendanaan perbankan sejak krisis terjadi di tahun 2008. Masalah kepercayaan terhadap si peminjam yang turun bisa membawa masalah likuiditas dan membahayakan perekonomian dunia secara keseluruhan.


The European Central Bank sudah menyuntikkan dana lebih dari € 1 triliun (US$ 1,2 triliun) dalam waktu dalam sistem perbankan mereka. Tapi juru bicara Basel Committee di Basel, Swiss menolak untuk berkomentar.

Untuk informasi saja, dalam draft awal regulator perbankan ini memaksa bank-bank menimbun aset yang likuid untuk memastikan kestabilan pendanaan. Draft ini diterbitkan Basel Committee pada Desember 2010. Dalam aturan LCR, yang dijadwalkan akan berlaku 2015, bank akan dipaksa untuk memiliki aset yang mudah untuk dijual untuk bisa bertahan dalam waktu terdesak selama 30 hari.

Akibatnya perbankan tentu akan mengurangi kucuran kreditnya dan memilih untuk lebih banyak menimbun aset likuid atau membeli obligasi pemerintah. Basel Committee sendiri berencana menyelesaikan rancangan final mengenai LCR ini di akhir 2012.

Editor: Djumyati P.