Basuki: 4 ruas tol dalam kota tetap jadi jalan tol



JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mewujudkan pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pembangunan empat dari enam ruas jalan tol tetap menjadi prioritas."Empat ruas jalan tol lainnya tetap menjadi jalan tol, bukan non-tol," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (27/11/2013).Pada Agustus 2013, Basuki mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan agar empat ruas tol itu dijadikan jalan umum dan akan dikelola oleh Pemprov DKI. Ia menyebutkan bahwa PT Jakarta Tollroad Development, yang mengajukan konsep enam ruas tol dalam kota kepada Pemprov DKI, akan segera mengerjakan dua tol dalam kota yang menjadi prioritas, yakni Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo Gebang. Adapun empat ruas tol lain akan dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta.Kini terjadi perubahan rencana atas pembangunan jalan tersebut. Basuki menyatakan, jalan layang non-tol akan dibangun di jalur transjakarta layang koridor XIII (Ciledug-Blok M), XIV (Pondok Kelapa-Blok M), dan XV (Universitas Indonesia-Manggarai). "Jalan layang non-tol itu yang untuk busway di Ciledug itu. Tadinya jalur itu mau digabung dengan kendaraan umum lainnya, sekarang enggak," kata Basuki.Proyek pembangunan enam ruas tol dalam kota dibagi menjadi empat tahap dan direncanakan selesai pada tahun 2022. Tahap pertama meliputi ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun. Pada tahap kedua, akan dibangun Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.Pembangunan ketiga meliputi koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Yang terakhir koridor Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Total panjang ruas enam tol dalam kota 69,77 kilometer.Jika sudah selesai, maka keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tetapi tarifnya akan terpisah dari tol lingkar luar. Pembangunan megaproyek senilai Rp 42 triliun itu telah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017.Pemprov DKI memprioritaskan pembangunan dua ruas tol dalam kota, yakni Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo Gebang. Dua tol itu dibutuhkan untuk akses keluar masuk truk dan kontainer barang ke pelabuhan. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie