Batal akuisisi PSP, Himalaya Energi Perkasa (HADE) gagal ekspansi ke bisnis listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) batal mengakuisisi PT Panca Sinergi Perkasa (PSP). Proses tersebut gagal lantaran ada persyaratan legal yang tidak bisa dipenuhi.

Direktur Utama HADE Piter Rasiman mengungkapkan, hingga batas waktu yang ditentukan PSP tidak bisa menyampaikan letter of waiver, yang merupakan persetujuan dari bank kreditur PSP. Piter bilang, persyaratan tersebut harus dipenuhi agar bisa mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kalau dari kita siap, tapi PSP tidak bisa memenuhi. Padahal syarat itu sangat krusial di mata regulator," ujar Piter dalam Public Expose yang digelar Jumat (24/5).


Dengan gagalnya akuisisi ini, maka HADE pun batal melakukan penggalangan dana melalui rights issue. "Itu sudah dibatalkan, sudah dimintakan persetujuan dari RUPS-LB," imbuhnya.

Seperti diketahui, pada Mei tahun lalu HADE berencana untuk mengakuisisi PSP. Jika jadi, HADE akan menjadi pemegang saham mayoritas PSP dengan mengempit 99,99% saham dengan nilai akuisisi mencapai Rp 390 miliar.

Alhasilnya, batalnya akuisisi PSP ini juga menandai gagalnya HADE untuk terjun di lini bisnis energi kelistrikan. Dengan mengakuisisi PSP, tadinya HADE berharap bisa masuk ke bisnis setrum, khususnya jenis Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH).

Jadinya, sambung Piter, pada tahun ini HADE akan fokus untuk mengembangkan lini bisnis yang sudah ada. Yakni pengisian dan distribusi gas LPG.

Peter bilang, pada tahun ini HADE akan memaksimalkan satu-satunya fasilitas pengisian LPG yang memiliki kapasitas 40.000 kilo liter (KL) LPG. Hingga kini, dari tangki storage yang berkapasitas 40.000 KL itu, baru 10.000 KL LPG yang bisa disalurkan HADE.

"Untuk itu kita ingin menambah volume yang bisa kita salurkan. Kita sudah mengajukan ke Pertamina, syukur kalau bisa maksimal, tapi minimal bisa tambah 10.000 KL lagi," tandasnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2018 lalu HADE berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,44 miliar, melonjak 101% dari pendapatan di tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 ini, Piter menargetkan HADE bisa mengempit pendapatan hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan keuntungan rata-rata per bulan hingga Rp 300 juta per bulan.

"Target pendapatan bisa tumbuh dua kali lipat, seiring dengan peningkatan kuota LPG dan penjualan yang ingin kita capai," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .