Batal Bangun Tujuh PLTU, Belanja SMGR Turun 22%



JAKARTA. Krisis finansial dan memburuknya perekonomian dunia membuat PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mengkaji ulang beberapa rencana ekspansi usahanya mulai tahun ini. Itu sebabnya, produsen semen terbesar di Indonesia ini bakal memangkas 22% anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex). Sedianya, dana itu untuk membiayai pembangunan dua pabrik semen baru, 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan optimalisasi pabrik lama.

Sumber KONTAN di perusahaan itu membisikkan, rapat Dewan DireksiĀ  SMGR yang berlangsung pertengahan pekan lalu, memutuskan mengurangi rencana pembangunan PLTU. Semen Gresik hanya akan membangun tiga pembangkit listrik di Sulawesi. Sedangkan tujuh pembangkit lain batal dibangun di Pulau Jawa dan Sumatera.

Saifuddin Zuhri, Sekretaris Perusahaan Semen Gresik, enggan berkomentar mengenai keputusan rapat itu. Tapi, dia mengakui, perusahaannya sudah mendapatkan tawaran paket pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan swasta lain. Pengurangan jumlah pembangkit listrik yang harus dibangun perusahaan, lanjut dia, secara otomatis bakal menurunkan kebutuhan belanja modal.


Sebelumnya, perusahaan ini berniat membangun dua pabrik semen baru di Jawa dan Sulawesi dengan kapasitas masing-masing 2,5 juta ton per tahun. Nilai investasinya US$ 670 juta. Selain itu, SMGR akan membangun 10 unit PLTU guna menjaga pasokan listrik pabrik-pabrik baru itu dan pabrik lama. Nilai investasinya mencapai US$ 573 juta. Berarti, total kebutuhan dana buat membangun pabrik dan pembangkit listrik mencapai US$ 1,24 miliar. Belakangan, jumlah ini membengkak menjadi sekitar US$ 1,6 miliar. Penyebabnya adalah melambungnya harga bahan baku, seperti baja.

Dwi Sutjipto, Direktur Utama SMGR, mengatakan bahwa kebutuhan dana US$ 1,6 miliar itu belum final. Perusahaannya masih mengkaji ulang rencana pembangunan pembangkit listrik. Sedangkan rencana membangun pabrik baru tak berubah. "Belanja modal dievaluasi lagi, kami akan menentukan mana yang dibutuhkan," imbuhnya.

Hasil akhirnya, ya itu tadi. SMGR mengurangi jumlah proyek PLTU, dari 10 unit menjadi tiga unit. Total kebutuhan dana investasi US$ 146 juta. Semen Gresik akan membangun satu unit PLTU berkapasitas 35 Megawatt (MW) di lokasi pabrik lama, dan dua unit PLTU berkapasitas 35 MW buat pabrik baru.

SMGR tetap melanjutkan rencana pembangunan dua pabrik semen baru di Jawa dan Sulawesi senilai US$ 670 juta. Jadi, saat ini nilai investasi pembangunan dua pabrik baru dan tiga unit PLTU sebesar US$ 816 juta.

Namun, kata sumber KONTAN di SMGR, nilai itu akan membengkak 14% akibat kenaikan bahan baku. Adapun dana optimalisasi pabrik lama serta pengembangan jaringan teknologi informasi juga naik US$ 320 juta. Jadi, jika ditotal, anggaran itu membengkak US$ 434 juta atau menjadi US$ 1,25 miliar. Selisihnya sekitar US$ 350 juta dari kebutuhan awal investasi.

SMGR berniat menutup pendanaan dari dua sumber, 40% dari kas internal dan 60% dari eksternal, seperti pinjaman bank atau penerbitan obligasi. Cuma, "Rasanya tidak mungkin pada situasi begini menerbitkan obligasi. Tapi utang bank juga belum pasti," ujar Saifuddin.

Manajemen SMGR berencana meminta restu pemegang saham untuk mengubah rencana pembangunan PLTU dan anggaran capex dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Januari 2009. "Keputusan pembangunan 10 PLTU melalui RUPS, maka perubahannya juga harus lewat RUPS," imbuh Saifuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie