KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/WILMINGTON. Presiden AS Donald Trump muncul pada hari Minggu (15/11/2020) untuk mengakui kekalahannya dalam Pemilihan Presiden AS. Akan tetapi, kemudian dia mundur dan mengatakan dirinya tidak mengakui apapun. Sementara itu, Presiden AS terpilih Joe Biden fokus pada penanganan pandemi virus corona dan mengatur pertemuan dengan perusahaan farmasi dan perusahaan yang mengembangkan vaksin. Melansir Reuters, sebelumnya, Ron Klain yang dipilih Biden untuk kepala staf Gedung Putih, mendesak pemerintahan Trump untuk melakukan transisi yang mulus. Klain menyebut ini merupakan hal yang penting untuk keamanan nasional dan memerangi Covid-19. Pandemi akan menjadi perhatian utama bagi Biden, yang menjabat pada 20 Januari. Klain mengatakan penasihat ilmiah Biden akan bertemu dengan Pfizer Inc dan produsen obat lainnya mulai minggu ini untuk mempersiapkan "proyek logistik raksasa" vaksinasi yang meluas terhadap virus yang telah menewaskan lebih dari 245.000 orang Amerika dan menyebabkan jutaan lainnya tak memiliki pekerjaan.
Batal mengakui kekalahan, Donald Trump: Kita akan menang!
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/WILMINGTON. Presiden AS Donald Trump muncul pada hari Minggu (15/11/2020) untuk mengakui kekalahannya dalam Pemilihan Presiden AS. Akan tetapi, kemudian dia mundur dan mengatakan dirinya tidak mengakui apapun. Sementara itu, Presiden AS terpilih Joe Biden fokus pada penanganan pandemi virus corona dan mengatur pertemuan dengan perusahaan farmasi dan perusahaan yang mengembangkan vaksin. Melansir Reuters, sebelumnya, Ron Klain yang dipilih Biden untuk kepala staf Gedung Putih, mendesak pemerintahan Trump untuk melakukan transisi yang mulus. Klain menyebut ini merupakan hal yang penting untuk keamanan nasional dan memerangi Covid-19. Pandemi akan menjadi perhatian utama bagi Biden, yang menjabat pada 20 Januari. Klain mengatakan penasihat ilmiah Biden akan bertemu dengan Pfizer Inc dan produsen obat lainnya mulai minggu ini untuk mempersiapkan "proyek logistik raksasa" vaksinasi yang meluas terhadap virus yang telah menewaskan lebih dari 245.000 orang Amerika dan menyebabkan jutaan lainnya tak memiliki pekerjaan.