JAKARTA. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Bangka Belitung dan Jepara, Jawa Tengah. PLTN ini masing-masing berkapasitas 1.000 Megawatt (MW). Batan ingin menggandeng investasi asing maupun lokal karena butuh investasi Rp 25 triliun–Rp 50 triliun. Kepala BATAN, Djarot Sulistio menerangkan, proses tender akan dilaksanakan akhir tahun ini. Ia menyebutkan, saat ini sudah ada beberapa konsorsium yang menawarkan kesediaannya membangun PLTN tersebut. Di antaranya investor dari China, Jepang, dan Rusia. "Untuk konsorsium nasional kemungkinan ada, tapi kami belum lihat rencana detailnya," kata dia, di Kantor BATAN, Selasa (16/12). Djarot menyebut pembangunan PLTN ini potensial lantaran Indonesia memiliki uranium yang bisa diproduksi sekitar 70 ton setahun. Sayangnya, Undang-Undang No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran tidak membolehkan Indonesia untuk melakukan eksploitasi uranium untuk kegiatan komersial.
BATAN bangun PLTN di Bangka dan Jepara
JAKARTA. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Bangka Belitung dan Jepara, Jawa Tengah. PLTN ini masing-masing berkapasitas 1.000 Megawatt (MW). Batan ingin menggandeng investasi asing maupun lokal karena butuh investasi Rp 25 triliun–Rp 50 triliun. Kepala BATAN, Djarot Sulistio menerangkan, proses tender akan dilaksanakan akhir tahun ini. Ia menyebutkan, saat ini sudah ada beberapa konsorsium yang menawarkan kesediaannya membangun PLTN tersebut. Di antaranya investor dari China, Jepang, dan Rusia. "Untuk konsorsium nasional kemungkinan ada, tapi kami belum lihat rencana detailnya," kata dia, di Kantor BATAN, Selasa (16/12). Djarot menyebut pembangunan PLTN ini potensial lantaran Indonesia memiliki uranium yang bisa diproduksi sekitar 70 ton setahun. Sayangnya, Undang-Undang No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran tidak membolehkan Indonesia untuk melakukan eksploitasi uranium untuk kegiatan komersial.