JAKARTA. Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) mengakui pengembangan nuklir sebagai sumber energi bersih dan kompetitif di Indonesia masih sulit. Faktor utamanya, ketiadaan dukungan politik dari pemerintah maupun politisi dalam kebijakan nuklir sebagai sumber energi. Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN bilang, ide penggunaan nuklir sebagai sumber energi sudah tercetus sejak lama di Indonesia. Pada dekade 1970-an, pernah ada kerjasama eksplorasi Uranium yang menjadi bahan nuklir di wilayah Kalimantan Barat. "Namun kerjasama itu akhirnya tidak berlanjut karena ada salah satu klausul yang tidak mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Prancis," kata Djarot saat dihubungi KONTAN, Senin (12/10).
BATAN merasa tak didukung soal nuklir
JAKARTA. Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) mengakui pengembangan nuklir sebagai sumber energi bersih dan kompetitif di Indonesia masih sulit. Faktor utamanya, ketiadaan dukungan politik dari pemerintah maupun politisi dalam kebijakan nuklir sebagai sumber energi. Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN bilang, ide penggunaan nuklir sebagai sumber energi sudah tercetus sejak lama di Indonesia. Pada dekade 1970-an, pernah ada kerjasama eksplorasi Uranium yang menjadi bahan nuklir di wilayah Kalimantan Barat. "Namun kerjasama itu akhirnya tidak berlanjut karena ada salah satu klausul yang tidak mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Prancis," kata Djarot saat dihubungi KONTAN, Senin (12/10).