KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang menurunkan tarif batas atas tiket pesawat bermesin jet sebanyak 12%-16% diprediksi tidak terlalu mempengaruhi kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun melihat, dampak dari penurunan tarif atas ini terhadap GIAA tergolong terbatas. Alasannya, sebelum kebijakan baru ini muncul, harga tiket tertinggi Garuda Indonesia selama musim non-puncak (non-peak season) sudah lebih rendah, yakni 80% dari batas atas. "Jadi, penurunan batas atas tersebut tidak akan berdampak ke harga tertinggi saat musim non-puncak," tulis dia dalam riset yang dipublikasikan Senin (20/5). Ia juga memprediksi, sejumlah permintaan justru akan bergeser ke layanan full service carriers (FSC). Pasalnya, berkat aturan baru ini, terjadi menyempitan gap harga antara FSC dengan low cost carriers (LCC). "Perubahan kebijakan terakhir lebih banyak menekan FCC daripada LCC," ucap dia.
Batas atas harga tiket pesawat turun, analis prediksi kinerja GIAA tak terpengaruh
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang menurunkan tarif batas atas tiket pesawat bermesin jet sebanyak 12%-16% diprediksi tidak terlalu mempengaruhi kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun melihat, dampak dari penurunan tarif atas ini terhadap GIAA tergolong terbatas. Alasannya, sebelum kebijakan baru ini muncul, harga tiket tertinggi Garuda Indonesia selama musim non-puncak (non-peak season) sudah lebih rendah, yakni 80% dari batas atas. "Jadi, penurunan batas atas tersebut tidak akan berdampak ke harga tertinggi saat musim non-puncak," tulis dia dalam riset yang dipublikasikan Senin (20/5). Ia juga memprediksi, sejumlah permintaan justru akan bergeser ke layanan full service carriers (FSC). Pasalnya, berkat aturan baru ini, terjadi menyempitan gap harga antara FSC dengan low cost carriers (LCC). "Perubahan kebijakan terakhir lebih banyak menekan FCC daripada LCC," ucap dia.