Batas pendaftaran fintech sampai Juni 2017



JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan agar financial technology (fintech) segera mendaftarkan diri. OJK akan menutup pendaftaran fintech pada Juni 2017 dan tidak akan memperpanjang waktu pendaftaran fintech.

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) I OJK Edy Setiadi menjelaskan, merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/2016 fintech yang telah terdaftar di OJK wajib mengajukan permohonan izin sebagai penyelenggara dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal terdaftar di OJK.

Sambil berjalan Fintech diminta melengkapi syarat yang ditentukan OJK seperti: sertifikasi standart teknologi informasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Keminfo). Serta jumlah modal usaha minimal Rp 2,5 miliar.


Jika selama setahun fintech yang telah terdaftar dan tidak menyampaikan permohonan perizinan atau tidak memenuhi persyaratan perizinan, maka dapat dinyatakan batal.

OJK akan menggandeng Keminfo untuk menyeleksi apakah fintech ini telah memiliki teknologi yang layak dan sesuai standart. "Kami bukan ahli dalam urusan teknologi. Maka akan menggandeng Kominfo untuk urusan ini," kata Edy pada Jumat (24/3).

Saat ini baru satu perusahaan fintech yang telah resmi terdaftar di OJK dan 23 perusahaan fintech dalam proses perolehan izin. Sementara jumlah fintech yang tergabung dalam Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mencapai 70 perusahaan.

AFTECH mencatat dari total jumlah fintech sebanyak 50 perusahaan bergerak di bidang payment. Artinya hampir 80% industri fintech berada di sektor payment. Sisanya, 20 perusahaan fintech menggarap bisnis pembiayaan atau lending.

Adrian A. Gunadi Wakil Ketua AFTECH menambahkan, perusahaan fintech yang akan mendaftar di OJK harus lebih dahulu harus masuk sebagai anggota AFTECH. AFTECH dapat membantu menyaring fintech yang dinilai layak berdasarkan modal untuk mendaftar ke OJK. "Kami akan menseleksi modal fintech yang minimalnya Rp 1 miliar. Sedangkan urusan pajak dan standar teknologi informasinya dari Kominfo," tandas Adrian.

Adrian optimis kehadiran fintech akan membantu penetrasi penyaluran kredit di Indonesia makin besar. Ia menyebut saat ini masih ada dana kredit sekitar Rp 1.000 triliun yang belum tersentuh dan berharap sebesar 30% dana kredit tersebut dapat diserap fintech.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto