KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengikuti perkembangan tren peralihan investasi ke instrumen berbasis environment, social, and governance (ESG), PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) meluncurkan Batavia Global ESG Sharia Equity USD. Reksadana global syariah yang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) ini akan fokus berinvestasi pada perusahaan global yang mengedepankan prinsip berkelanjutan atau ESG. Reksadana ini sekaligus jadi reksadana syariah dengan eksposur global berbasis ESG pertama di Indonesia. Direktur Utama BPAM Lilis Setiadi mengatakan, saat ini mulai muncul kepekaan investor terhadap instrumen investasi yang berbasis ESG. Berkaca dari data BlackRock People and Money Survey yang dilakukan di November 2019 hingga Januari 2020, dari 68% dari 8.000 investor di Asia menginginkan investasi mereka untuk memperhatikan aspek ESG.
Oleh karena itu, demi menangkap peluang tersebut, Batavia Prosperindo akan meluncurkan Batavia Global ESG Sharia Equity USD pada 27 Januari mendatang. Lilis mengatakan produk reksadana ini memiliki tiga manfaat utama.
Baca Juga: Tren investasi pada emiten berbasis ESG meningkat Pertama, dengan mengintegrasikan prinsip syariah dan ESG, investor dapat menghindari paparan perusahaan yang dianggap berbahaya. Dari segi portofolio akan memiliki kualitas yang tinggi karena menggunakan penyaringan yang ketat. Mulai dari menghindari 9 sektor yang dianggap kontroversial oleh United Nation, seperti rokok, alkohol, batubara, dan sebagainya. Lalu harus punya rating ESG minimal BBB, dan berasal dari sektor yang dianggap memberi dampak positif. Kedua, reksadana Batavia Global ESG Sharia Equity USD akan mendapatkan saran teknis dari BlackRock Institute yang sudah berkecimpung lama dan punya pengalaman dalam dunia ESG. Ketiga, penggunaan Big Data untuk keperluan assessment dan pengambilan keputusan berinvestasi yang cepat, tepat, dan efektif. “Dari segi prospek dan potensi kinerja, produk investasi berbasis ESG itu punya track record yang baik secara historis. Selain imbal hasil yang optimal, perusahaan dengan ESG yang baik juga punya kinerja yang baik seperti terhindar dari penalti, suspense, dan kinerja keuangannya pun lebih unggul dibanding perusahaan yang kurang berfokus pada ESG,” kata Lilis dalam acara peluncuran Batavia ESG Global Sharia Equity USD, Selasa (19/1). Lilis menggunakan contoh aliran dana yang masuk ke instrumen investasi berbasis ESG dengan non-ESG. Sejak Oktober 2018, tren aliran dana terus mengalami kenaikan, bahkan hingga Oktober 2020, jumlahnya sudah naik hamper 30%. Sementara aliran ke non-ESG pada periode yang sama cenderung datar dan hanya tumbuh hampir 5%. Begitupun dari sisi imbal hasil. Lilis menyebut, secara global dalam lima tahun terakhir, imbal hasil saham berfokus ESG (MSCI ACWI ESG Leaders) secara kumulatif berhasil mengungguli imbal hasil saham non-ESG (MSCI ACWI All Cap). Pada 2016 misalnya, imbal hasil saham berbasis ESG sebesar 11,5% sementara non-ESG hanya 9,6%. Lalu pada 2018, 25,8% berbanding 20,5%, dan pada September 2020, 66,1% berbanding 60,7%.
Baca Juga: Tahun 2021 masih penuh ketidakpastian, reksadana ini bisa jadi pilihan menarik “Kami percaya melalui investasi pada reksadana Batavia Global ESG Sharia Equity USD, investor mempunyai kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik, portofolio yang andal serta membuat dampak positif,” imbuh dia. Di masa awal, reksadana ini akan berinvestasi penuh pada emiten berbasis ESG global dari negara maju. Mayoritas emiten tersebut berasal dari AS dan Eropa. Adapun sektor yang dipilih antara lain, kesehatan, konsumer, teknologi, industrial dan lainnya. Batavia mematok dana investasi awal sebesar US$ 10.000 untuk Batavia Global ESG Sharia Equity USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi